kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pada 2035, 67% penduduk Indonesia tinggal di kota


Senin, 06 November 2017 / 15:57 WIB
Pada 2035, 67% penduduk Indonesia tinggal di kota


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2015 lebih dari setengah penduduk Indonesia tinggal di kota. Tren ini diperkirakan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang.

Pada 2035, diproyeksikan penduduk di kota mencapai 67 % dari penduduk Indonesia.

Menanggapi hal tersebut Kepala Badan Pembangunan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan secara langsung hal tersebut membentuk perkotaan menjadi pusat konsentrasi populasi penduduk.

"Kemudian muncul interaksi sosial, budaya, dampak lingkungan, kemanusiaan, urbanisasi serta kegiatan ekonomi," katanya dalam sambutan Pameran Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia, Di Kementerian PUPR Rido Matari Ichwan, Senin (6/11).

Ia menambahkan sejauh ini urbanisasi telah berkontribusi terhadap 74% pembentukan PDB. Meski di sisi lain urbanisasi diiringi dengan meningkatnya

kebutuhan pengembangan di berbagai aspek antara lain, infrastruktur, pelayanan dasar, kecukupan air, pangan dan energi, perumahan layak huni, kesehatan, lapangan pekerjaan, hingga ruang terbuka hijau.

"Jika pemenuhan kebutuhan masyarakat perkotaan ini tidak cepat dipenuhi, urbanisasi juga membawa dampak negatif seperti perpindahan kemiskinan ke perkotaan munculnya kawasan-kawasan kumuh, degradasi lingkungan, meningkatnya kesenjangan sosial, dan kriminalitas," sambungnya.

Sekretaris Jenderal PUPR Anita Firmanti menyebut salah satu upaya komitmen pemerintah mengatasi urbanisasi adalah menyediakan sarana pemukiman dan rumah, khususnya bagi kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) guna menghalau dampak negatif urbanisasi.

"Rumah dan sarana pemukiman jadi perhatian utama negara-negara di dunia. Penyediaan rumah yang terjangkau, diharapkan menjawab masalah keterbatasan akses rumah layak bagi MBR," katanya Anita dalam kesempatan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×