kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Neraca dagang bulan September 2019 defisit, ini kata ekonom Bank Permata


Selasa, 15 Oktober 2019 / 20:07 WIB
Neraca dagang bulan September 2019 defisit, ini kata ekonom Bank Permata
ILUSTRASI. Lindungi Produsen Lokal ?- Bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (24/5). Kementerian Perdagangan akan menerapkan instrumen trade remedies untuk melindungi limpahan produk asing akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada September 2019 mengalami defisit sebesar US$ 160 juta. Sementara secara akumulasi dari bulan Januari 2019 - September 2019, neraca perdagangan juga tetap mengalami defisit US$ 1,9 miliar.

Meski begitu, defisitnya cenderung menipis dari periode yang sama pada tahun 2018.

Baca Juga: Perluas akses pasar, Kemendag genjot perjanjian dagang dengan negara lain

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, penurunan defisit neraca perdagangan pada Januari - September 2019 disebabkan oleh penurunan defisit neraca minyak dan gas (migas) yang tercatat US$ 6,4 miliar, dibanding pada periode yang sama tahun 2018 tercatat defisit US$ 9,4 miliar.

"Penurunan defisit neraca migas ini didorong oleh tren penurunan harga minyak mentah di pasar internasional dan penurunan volume impor migas," ujar Josua saat dihubungi Kontan.co.id pada Selasa (15/10).

Penurunan tersebut yang akhirnya mendorong penurunan yang signifikan pada impor migas sebesar 28,1% (yoy).

Meski begitu, neraca non-migas tercatat mengalami surplus US$ 4,5 miliar. Namun, surplus ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatat surplus US$ 5,6 miliar.

Baca Juga: Neraca dagang defisit, BPS:Ekspor dan impor Indonesia masih terguncang

Penurunan surplus neraca non-migas tersebut dipandang Josua sebagai pengaruh dari penurunan harga komoditas ekspor yang notabene merupakan komoditas mentah seperti CPO dan batubara serta perlambatan ekonomi negara mitra dagang seperti Amerika Serikat (AS), China, Eropa, Jepang, dan India.




TERBARU

[X]
×