kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Momen Kepala BNPB Doni Monardo bersantai sejenak menikmati keelokan alam Banyuwangi


Minggu, 28 Juni 2020 / 18:13 WIB
Momen Kepala BNPB Doni Monardo bersantai sejenak menikmati keelokan alam Banyuwangi
ILUSTRASI. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo (empat kiri) dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (empat kanan) beserta jajaran BNPB dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Juma


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - BANYUWANGI. Akhir pekan ini menjadi momentum yang agak santai bagi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jenderal TNI Doni Monardo. 

Di tengah kesibukanya sebagai Pelaksana Tugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyempatkan diri untuk sejenak bersantai di sela-sela menjalankan tugas.

Momentum santai ini saat Doni Monardo beserta rombongan ketika memasuki Sanggar Genjah Arum, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur pada Jumat (26/6). Diiringi tabuhan kendang yang dipadu dengan bonang, kenong dan juga gongnya menyambut kedatangan Doni Monardo di kawasan Agrowisata Taman Suruh, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur.

Tari Pitik-Pitikan dan Barong Kemiren turut menyambut kehadiran jenderal berbintang tiga TNI Angkatan Darat yang kini sedang memikul tugas berat untuk menangani =virus corona di seluruh Indonesia.

Momentum Kepala BNPB Doni Monardo bersantai sejenak di tengah tugas di Banyuwangi

Sesampainya di pelataran sanggar, Doni Monardo yang juga ditemani Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, kemudian menyaksikan bagaimana ibu-ibu tua Suku Osing menumbuk padi menggunakan lesung (othek) dan alu, sehingga menciptakan suara ketukan yang dinamis ditambah dengan suara percikan biji kopi yang disangrai secara tradisional menggunakan wajan tanah liat di atas ‘pawon’.

Tari Pitik-Pitikan, Barong Kemiren dan seni tabuhan 'othek' sengaja disuguhkan kepada dua tamu penting tadi sekaligus sebagai upaya memperkenalkan adat kebudayaan yang dimiliki Desa Kemiren, sebagai salah satu daya tarik pariwisata di Bumi Blambangan yang terus dilestarikan.

Menurut pemangku adat Suku Osing, Setyo Herfendy, pemilihan Tari Pitik-Pitikan dan Barong Kemiren sebagai ‘ritual penyambutan’ tentunya bukan tanpa alasan.

Menurutnya, Tari Pitik-Pitikan adalah simbol kesejahteraan. Sedangkan Barong adalah perwujudan dari singa atau harimau, yang pada masa lalu menjadi simbol untuk mengusir roh-roh jahat.

“Ayam pintar mencari rezekinya sendiri dengan mencakar-cakar kan kakinya ke tanah. Sedangkan Barong merupakan perwujudan dari singa atau harimau. Untuk mengusir roh jahat,” jelasnya.

SELANJUTNYA>>>




TERBARU

[X]
×