kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menpar: Teknologi kebencanaan akan membuat wisatawan merasa nyaman


Kamis, 21 Maret 2019 / 10:09 WIB
Menpar: Teknologi kebencanaan akan membuat wisatawan merasa nyaman


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dukungan teknologi kebencanaan yang dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ke destinasi pariwisata yang rawan terkena dampak bencana dinilai akan memperkuat daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global.

“Dukungan teknologi kebencanaan akan membuat wisatawan merasa nyaman karena mendapatkan informasi yang cepat dan akurat tentang bencana,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya menjelaskan, pariwisata Indonesia terus berusaha meningkatkan daya saing di tingkat global yang tahun ini menargetkan berada di ranking ke-30 dunia, dari posisinya pada 2017 berada di ranking 42 dunia berdasarkan TTCI WEF.

“Sebagai pemain global, pariwisata Indonesia menggunakan standar global termasuk dalam mitigation plan menggunakan standar dunia UNWTO,” ujar Arief Yahya dalam keterangan pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (21/3).

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, BPPT terus mendorong percepatan teknologi untuk peringatan dini bencana termasuk untuk destinasi pariwisata yang kerap terdampak oleh bencana geologi maupun hidrometeorologi.

“BPPT telah mengembangkan teknologi kebencanaan sebagai sistem peringatan dan pencegahan dini, baik bencana hidrometeorologi termasuk banjir dan tanah longsor maupun geologi mencakup gempa dan tsunami, untuk mendukung akselerasi program prioritas pembangunan pemerintah di antaranya pariwisata sebagai leading sector,” kata Hammam Riza.

Hammam Riza menjelaskan, BPPT telah mengembangkan teknologi kebencanaan antara lain FEWS (Flood Early Warning Sytem) sebagai teknologi peringatan dini untuk bencana banjir dan LEWS (Landslde Early Warning Sytem) untuk gerakan tanah (longsor) serta buoy Merah Putih teknologi mitigasi bencana gempa dan tsunami dan telah dipasang di wilayah rawan bencana.

"Teknologi terpadu deteksi dan peringatan seperti teknologi buoy, kabel, maupun radar yang diintegrasikan dengan sistem peringatan dini yang telah tersedia, dengan didukung oleh sistem komunikasi yang berbasis generasi 4.0, teknologi struktur bangunan yang tahan gempa, teknologi penyediaan kebutuhan pokok seperti air bersih dan pangan darurat bencana, untuk menangani pascakejadian bencana," imbuh Hammam Riza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×