kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkeu Sri Mulyani jelaskan dampak penerimaan dan belanja bila asumsi rupiah diubah


Kamis, 13 September 2018 / 18:20 WIB
Menkeu Sri Mulyani jelaskan dampak penerimaan dan belanja bila asumsi rupiah diubah
ILUSTRASI. Menkeu Sri Mulyani


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan nilai tukar rupiah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar Rp 14.400 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara, Bank Indonesia melihat rupiah di 2019 dalam range Rp 14.300 sampai Rp 14.700 per dollar AS.

Dengan asumsi rupiah sebesar Rp 14.400 per dollar AS ini, pendapatan negara dan hibah dalam APBN 2019 sebesar Rp 2.142,5 triliun. Adapun, belanja negara diasumsikan sebesar Rp 2.439,7 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, apabila asumsi rupiah turun jadi Rp 14.300, maka penerimaan negara diasumsikan turun jadi Rp 2.138 triliun atau turun Rp 4,66 triliun. “Terutama pajak migas karena dia dalam dollar. Dengan rupiah menguat, pendapatan yang dollar ini akan turun,” ujarnya di Gedung DPR RI, Kamis (13/9).

Sementara, dari sisi belanja, apabila nilai tukar rupiah diasumsikan Rp 14.300, maka belanja negara juga akan turun sebesar Rp 3,4 triliun. “Sehingga secara total, bila nilai tukar rupiah diasumsikan 14.300 per dollar AS tahun depan, postur kita akan turun Rp 1,26 triliun apabila rupiah lebih kuat Rp 100,” lanjutnya.

Sebaliknya, jika rupiah diasumsikan lebil lemah Rp 100, maka penerimaan dan belanja masing-masing diasumsikan naik Rp 4,66 triliun, dan Rp 3,44 triliun. “Sehingga akan ada nett benefit Rp 1,26 triliun,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×