kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkes: Pengiriman vaksin AstraZeneca skema COVAX-GAVI ditunda hingga Mei


Kamis, 08 April 2021 / 13:05 WIB
Menkes: Pengiriman vaksin AstraZeneca skema COVAX-GAVI ditunda hingga Mei
ILUSTRASI. Petugas kesehatan menunjukkan vaksin AstraZeneca di Mandiri University, Batam, Kepulauan Riau. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/rwa.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasokan vaksin Covid-19 di Indonesia terancam tersendat. Pasalnya, suplai salah satu vaksin yang digunakan dalam progarm vaksinasi Covid-19 di Indonesia yakni AstraZeneca tertunda. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan pemerintah memperoleh vaksin AstraZeneca dengan dua mekanisme. Pertama, melalui jalur bilateral melalui PT Bio Farma dan kedua melalui jalur multilateral melalui COVAX-GAVI.

Budi menyebut, melalui jalur bilateral pemerintah memperoleh 50 juta dosis vaksin AstraZeneca. Sedangkan dari jalur multilateral melalui COVAX-GAVI pemerintah memperoleh 54 juta dosis vaksin AstarZeneca. 

Lantaran adanya embargo vaksin AstraZeneca di India maka rencana suply vaksin tersebut dari fasilitas COVAX-GAVI tertunda.

Baca Juga: Temuan Uni Eropa: Kemungkinan ada hubungan vaksin AstraZeneca & kasus pembekuan darah

"Yang bermasalah pertama kali adalah COVAX karena adanya embargo dari India, sehingga suplai AstraZeneca paling besar dari India mengalami hambatan. Sehingga GAVI merelokasi vaksin yang harusnya kita terima 11 juta di Maret - April ditunda semuanya di bulan Mei. Kita hanya dapat 1 juta selanjutnya mereka belum dapat memberikan konfirmasi," jelas Budi saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Kamis (8/4).

Budi melanjutkan, pekan lalu pihaknya mendapat informasi dari AstraZeneca Indonesia bahwa jadwal pengiriman vaksin AstraZeneca dengan skema bilateral juga diubah. Jika sebelumnya disepakati bahwa 50 juta dosis vaksin AstraZeneca akan didatangkan pada 2021 secara bertahap, kini diperpanjang hingga 2022.

"Tadinya rencananya 50 juta dosis tahun ini, mereka undurkan hanya bisa 20 juta tahun ini dan 30 juta dosis tahun depan," jelas Budi.

Terkait perubahan jadwal pengiriman vaksin AstraZeneca jalur bilateral tersebut, pemerintah saat ini mengambil langkah dengan melakukan komunikasi dengan pihak AstraZeneca.

"Terus terang hal itu bukan suatu hal yang bisa kita terima. Kita langsung melakukan komunikasi dengan pihak AstraZeneca. Jadi ada 100 juta dosis vaksin yang sampai sekarang menjadi agak tidak pasti jadwalnya," ungkapnya.

Ketersediaan vaksin menjadi tantangan terbesar saat ini. Dimana dari seluruh negara di dunia hanya ada lima negara yang memproduksi vaksin sendiri. Diantaranya ialah Amerika Serikat, China, India, Inggris dan Rusia.

Budi menyebut, beberapa negara yang memproduksi vaksin Covid-19 tersebut mengambil kebijakan tidak mengeluarkan vaksin yang diproduksi oleh negaranya. Dalam artian mengutamakan penggunaan vaksin di negaranya terlebih dahulu seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Inggris.

Baca Juga: Korea Selatan menghadapi gelombang keempat infeksi virus corona (Covid-19)

"Negara yang produksi vaksin dan ekspor secara besar adalah China dan India," kata Budi.

Sedangkan India melakukan embargo vaksin Covid-19 lantaran meningkatnya kasus positif di negara itu. 

Indonesia telah mendatangkan vaksin AstraZeneca pada 8 Maret 2021 lalu dengan jumlah 1,1 juta dosis.

Asal tahu saja, Indonesia membutuhkan sekitar 420 juta dosis vaksin untuk program vaksinasi Covid-19. Dengan kebutuhan vaksin yang sangat besar maka pemerintah memenuhi ketersediaan vaksin dari beberapa merk vaksin.

Selanjutnya: Lebih besar manfaat atau risiko vaksin Covid-19 AstraZeneca? Ini penjelasan WHO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×