kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mantan Dirut Pertamina Ari Soemarno sebut subsidi energi sebagai setan ganas


Rabu, 16 Oktober 2019 / 23:21 WIB
Mantan Dirut Pertamina Ari Soemarno sebut subsidi energi sebagai setan ganas
ILUSTRASI. Pekerja menata tabung elpiji ukuran tiga kilogram di gudang sebuah agen di Malang, Jawa Timur, Kamis (9/5/2019). Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V Jatimbalinus, berupaya mengoptimalkan stok elpiji di seluruh kilang dan Stasiun Pengisian dan Pen


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Direktur Utama PT Pertamina Ari Soemarno menilai Indonesia tengah menghadapi 'setan yang ganas' yakni subsidi pada sektor energi.

Ari berpendapat, pemberian subsidi pada komoditas merupakan sesuatu yang tidak tepat. "Kalau subsidi dasarnya atas komoditas, seolah semua harus ikut bayar termasuk produsennya," ujar Ari ditemui di Jakarta, Rabu (16/10).

Baca Juga: Kementerian ESDM yakin kehadiran beleid baru diyakini bisa menekan harga gas

Masih menurut Ari, subsidi haruslah menyasar perorangan sebab hal itu akan menjadi tanggung jawab pemerintah. Selain itu, tingkat impor minyak yang tinggi, sebut Ari menjadi alasan pemberlakuan subsidi tidak tepat.

Hal ini dikarenakan minyak yang diimpor dibeli dengan harga keekonomian. Bahka Ari menyoroti penerapan subsidi pada bahan bakar minyak premium.

Baca Juga: Lebih cepat dari target, kini BBM Satu Harga sudah tersedia di 161 titik

"Di negara lain sudah mulai Euro-4 bahkan Euro-5 sementara kita malah meningkatkan konsumsi dengan memberi subsidi pada Premium yang setara Euro-2," ujar Ari.

Lebih jauh, Ari mengungkapkan semboyan energi murah hanyalah terminologi yang bersifat politis. Penerapan energi murah tanpa mempertimbangkan aspek keekonomian, menurut Ari akan memberatkan para investor.

"Semua harus dihargai sesuai keekonomiannya. Dalam eksploitasi energi fosil dan EBT dasar perhitungan ya keekonomian, kalau mau murah siapa yang bayar?" terang Ari.

Baca Juga: Penyaluran solar bersubsidi lampaui kuota, bagaimana dampak ke subsidi energi?

Ari menyarankan pemerintah untuk menerapkan kebijakan energi yang komprehensif. Hal itu meliputi konsep, dasar, rencana pencapaian, strategi pencapaian serta segi pembiayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×