kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Luhut: Kendaraan non listrik dilarang masuk ibu kota baru


Rabu, 26 Februari 2020 / 13:54 WIB
Luhut: Kendaraan non listrik dilarang masuk ibu kota baru
ILUSTRASI. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (kiri) berbincang dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah merancang master plan ibu kota negara di Kalimantan Timur. Meski begitu, pemerintah sudah mencanangkan ibu kota baru ini akan memiliki visi sebagai kota pintar hijau dengan teknologi tinggi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, dengan visi tersebut pemerintah akan terus mendorong penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di ibu kota negara. Karenanya, dia mengatakan kendaraan non listrik atau non-EV dilarang masuk ke kawasan ibu kota baru.

Baca Juga: Luhut: Ada 30 perusahaan besar yang siap ikut bangun ibu kota baru

"Kalau dia tidak EV bisa masuk ke dalam kota itu. Jadi yang parkir di dalam itu harus EV atau [masuk] menggunakan transportasi publik," ujar Luhut, Rabu (26/2).

Menurut Luhut, setelah menggunakan EV, pemerintah pun akan mendorong kendaraan autonomous vehicles di ibu kota negara. "Penggunaan EV itu sudah didorong dari sekarang. Nanti setelah 2024, kita buat autonomous, jadi desain jalan, semuanya akan kita sesuaikan dengan itu," tambah Luhut.

Sementara itu, sistem transportasi di ibu kota baru akan menggunakan konsep smart, integrated dan sustainable.

Baca Juga: Bappenas: Soft groundbreaking Ibu Kota baru paling lambat Juli 2020

epala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Umiyatun Hayati Triastuti mengatakan, dengan konsep ini maka perjalanan akan diminimalkan, mendorong orang berjalan kaki dan bersepeda dengan fasilitas yang perople friendy, hingga membuat angkutan umum sebagai pilihan utama.

Ditargetkan, maksimal sebesar 80% orang akan berjalan kaki 10 menit menuju transportasi umum, dan 75% angkutan umum berbasis listrik dan bahan bakar ramah lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×