kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lifting minyak diasumsikan turun pada tahun depan


Selasa, 05 Juni 2018 / 14:59 WIB
Lifting minyak diasumsikan turun pada tahun depan
ILUSTRASI. Ignasius Jonan, Menteri ESDM


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai membahas asumsi dasar lifting minyak untuk tahun 2019. Dalam usulan asumsinya terungkap prediksi terjadinya penurunan lifting yang cukup signifikan.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan lifting minyak tahun depan diasumsikan 722.000-805.000 barel oil per day (BOPD). Asumsi lifting ini rendah dibandingkan lifting minyak tahun 2017 sebesar 804.000 BOPD dan target 2018 sebesar 800.000 BOPD.

Sementara itu, "Lifting gas bumi, karena produksi makin lama makin besar jadi Realisasi sampai 2018 1,158 juta (barel setara minyak) maka kami usulkan lifting gas bumi (2019) 1,2 juta-1,3 juta barel oil equivalen per day (BOEPD)," kata Jonan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI Selasa (5/6).

Dengan peningkatan lifting gas turut membantu proyeksi peningkatan lifting migas 2019 yakni sebesar 1,9 juta- 2,1 juta BOEPD. Asumsi ini lebih tinggi dari APBN 2018 yakni sebesar 2 juta BOEPD dan lebih tinggi dari realisasi 2017 sebesar 1,9 juta BOEPD.

Sementara untuk angka asumsi lainnya yang diajukan adalah untuk minyak tanah 2017 0,53 juta kilo liter (kl) 2018 sementara 2018 disepakati 0,61 juta kl sampai Mei realisasi penyaluran 210.000 kl.

"Jadi kalau asumsi sama dengan lima bulan pertama penyerapan sampai akhir tahun hanya sekitar 0,5 juta kl saja. Makin turun karena jaringan gas, LPG perdana, jadi makin turun. Untuk ke depan kurang lebih sama, usulkan 0,59 juta kl- 0,65 juta kl," ujarnya.

Sedangkan untuk volume LPG 3 kg, "Usulan kita di APBN 2019 sekitar 6,8 juta metrok ton (MT)-6,9 juta MT karena ada perluasan penggunaan LPG di wilayah Indonesia timur," paparnya.

Selain itu Jonan menambahkan, pada 2017 subsidi energi ditetapkan Rp 500 per liter, dan tahun 2018 juga ditetapkan Rp 500 per liter.

"Kami usulan RAPBN 2019 Rp 1.500 per liter. Ini tantangannya Karena ICP kita di 2019 US$ 60 per barel-US$ 70 per barel," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×