kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konversi pinjaman, menghemat beban utang


Selasa, 28 Juli 2020 / 06:45 WIB
Konversi pinjaman, menghemat beban utang
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Adinda Ade Mustami

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah mengkonversi sebagian utang dollar Amerika Serikat (AS) ke mata uang euro dan yen Jepang. Konversi utang ini agar biaya utang di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), menjadi lebih kecil.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Luky Alfirman mengatakan, periode September 2019 - Maret 2020, pemerintah sudah mengkonversi utang luar negeri bermata uang dollar sebesar US$ 3,8 miliar. 

Utang tersebut dengan suku bunga mengambang basis London Inter-Bank Offered Rate (Libor) dikonversi ke dalam mata uang euro dan yen dengan suku bunga tetap (fix) mendekati 0%.  "Ada outstanding utang kita ke Asian Development Bank (ADB), karena saat ini mata uang euro dan yen sedang murah kemudian kami konversikan," ujar Luky di dalam diskusi virtual, Jumat (24/7) lalu. 

Direktur Pinjaman dan Hibah Kemkeu Scenaider Siahaan menambahkan, pinjaman dengan suku bunga mengambang ini berarti mengalami perubahan setiap tiga bulan sesuai Libor. Sehingga, jika Libor mengalami perubahan maka kupon yang dibayarkan pemerintah juga berubah. Sebagai catatan suku bunga Libor untuk satu tahun saat ini di kisaran 0,46% per tahun.

Sementara dengan mengkonversi sebagian utang ke mata uang euro dan yen, maka pemerintah bisa mendapatkan suku bunga yang rendah, serta bisa memitigasi risiko fluktuasi kurs. "Kebetulan kami bisa mendapat suku bunga yang lebih murah. Jadi ada benefit-nya, dampak risiko currency-nya juga bisa kami mitigasi. Jadi lebih bagus kami bagi, jangan kebanyakan dollar AS, kami membagi ke euro dan yen karena suku bunganya bisa sampai 0%," tambahnya.

Dengan suku bunga pinjaman tetap mendekati 0%, pemerintah tidak terbebani perubahan bunga utang hingga masa pinjaman berakhir. 

Hemat Rp 505 miliar

Staf khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo menjelaskan, pemerintah sebelumnya telah melakukan simulasi terhadap utang luar ngeri ini, terutama mengenai komposisi mata uang valas yang optimum dari sisi biaya bunga maupun risiko  perubahan kurs. Simulasi ini dengan menggunakan variabel data historis dari awal tahun 2010 sampai dengan Juli 2019 yang lalu. 

Simulasi risiko utang luar negeri tersebut menggunakan tiga mata uang valas, yaitu dollar AS, yen Jepang, dan euro. Hasilnya, diperoleh rekomendasi untuk mengonversikan pinjaman dengan mata uang dollar AS menjadi mata uang euro dan yen Jepang.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×