kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi produk kesehatan masih tinggi, BPS: tidak berpengaruh ke inflasi


Rabu, 01 Juli 2020 / 14:51 WIB
Konsumsi produk kesehatan masih tinggi, BPS: tidak berpengaruh ke inflasi
ILUSTRASI. Kepala BPS Suhariyanto


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelompok pengeluaran kesehatan mengalami penurunan tekanan inflasi pada bulan Juni 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi kelompok tersebut pada bulan Juni 2020 lalu sebesar 0,13% mom.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, yang menyebabkan kelompok pengeluaran kesehatan tersebut mengalami inflasi adalah permintaan sub kelompok obat-obatan dan produk kesehatan yang masih terpantau tinggi.

"Karena kan ada Covid-19 ini, jadi konsumsi masyarakat untuk produk-produk kesehatan masih tinggi. Ini dalam rangka menjaga stamina dan ketahanan tubuh. Tapi tetap tidak memberi sumbangan kepada inflasi," jelas Suhariyanto, Rabu (1/7) via video conference.

Baca Juga: BPS: Ada pergeseran puncak inflasi di tahun 2020 gara-gara Covid-19

Meski mengalami inflasi, kelompok pengeluaran kesehatan tersebut tidak memberikan sumbangan terhadap inflasi pada bulan Juni 2020. Sementara pada bulan Mei 2020, tercatat kelompok pengeluaran kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,27% mom dengan sumbangan kepada inflasi sebesar 0,01%.

Pada bulan Juni lalu, pemerintah juga sudah mulai melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah. Selain itu, masyarakat juga sudah bisa bepergian ke luar kota menggunakan transportasi umum.

Bila masyarakat ingin bepergian transportasi umum ke luar kota, maka masyarakat perlu menyertakan dokumen tambahan berupa hasil rapid test ataupun swab/PCR test yang menyatakan kalau masyarakat yang bersangkutan negatif Covid-19.

Tentunya proses tersebut mewajibkan masyarakat merogoh kocek karena proses rapid dan swab test rata-rata tidak gratis. Meski begitu, dengan adanya fenomena tersebut, Suhariyanto menegaskan kalau pengeluaran untuk rapid test dan swab test tidak memengaruhi inflasi Juni 2020.

"Tidak berpengaruh. Karena mnugkin, yang bepergian lewat antarkota masih sedikit. Jadi, apakah rapid test memengaruhi inflasi Juni 2020? Jawabannya adalah tidak," kata Suhariyanto.

Baca Juga: BPS catat inflasi Juni 0,18%, berikut faktor pendorongnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×