kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,11   -7,25   -0.78%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KLHK minta perusahaan ritel olah sampah sebelum ke TPA


Jumat, 28 Februari 2020 / 14:34 WIB
KLHK minta perusahaan ritel olah sampah sebelum ke TPA
ILUSTRASI. Larangan Plastik ----- Pemulung mengumpulkan barang-barang plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (24/1). Ikatan Pemulung Indonesia berencana mengadu ke DPR dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk me


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) minta perusahaan ritel mampu mengolah sampahnya sendiri sebelum membuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pasalnya saat ini, seluruh TPA di Indonesia sudah mengalami overload dan berpotensi tak tertampung lagi.

Ujang Solihin Sidiq, Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan, Direktorat Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebut setiap harinya Indonesia menghasilkan 175ribu ton sampah. Bila ditotalkan setahun rata-rata mencapai 67 juta ton per tahunnya.

Baca Juga: PLN bersiap adopsi energi hijau di PLTU dengan co-firing campuran sampah dan kayu

"Bulan Desember lalu kami terbitkan Permen 75 tahun 2019 itu peta jalan pengurangan sampah, salah satunya diatur itu hotel, pusat belanja, toko modern dan pasar tradisional," ujarnya, Jumat (28/2)

Ia menyebutkan ritel modern perlu adaptif dan mampu mengolah sampahnya sendiri sehingga beban TPA akan berkurang. Di Jakarta misalnya, beban TPA Bantar Gebang sudah sangat besar dan berpotensi overload dalam waktu dekat.

"Umur TPA Bantar Gebang secara teknis hanya tinggal 2-3 tahun lagi kalau tidak ada pengelolaan sampah secara radikal akan seperti TPA Leuwigajah. Sekarang saja ketinggian TPA Bantar Gebang sudah mencapai 40 meter," lanjutnya.

Yuvlinda Susanta, Head of Corporate Affairs & Sustainability PT Lion Super Indo mengaminkan hal tersebut. Saat ini setiap gerai Super Indo seharinya memproduksi sampah mencapai 60 kilogram, sedangkan secara total gerai Super Indo mencapai 180 gerai sehingga volume tersebut sangat besar.

"Tetapi kami berhasil recycle, reduce dan reuse itu sampai 55% sehingga berkurang sampah yang ke TPA. Kami terus tingkatkan persentasenya setiap tahun," ujarnya.

Pihaknya juga bekerjasama dengan Magalarva, Food Bank Indonesia dan Delta Hijau Abadi untuk memanfaatkan produk yang berpotensi menjadi sampah.

Baca Juga: PLN teken MoU pengelolaan sampah dengan Dharma Pertiwi

Misalnya produk yang dalam sebulan akan kedaluwarsa disalurkan ke Food Bank Indonesia, sedangkan produk organik disalurkan ke Magalarva dan minyak jelantah disalurkan ke Delta Hijau.

"Sebelum menjadi sampah, kami berusaha kurangi volume sampahnya karena kami punya smart system untuk ordering dan stocking. Kami juga punya panduan kemasan untuk minimize jumlah sampah," lanjutnya.

Saat ini, pemerintah juga berencana mengenakan tarif sebesar Rp 30 ribu per kilogram sebagai salah satu solusi penanganan sampah. Saat ini, di sektor ritel sendiri sudah membatasi penggunaan kantong plastik dengan mengenakan plastik berbayar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×