kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,08   6,72   0.72%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KLHK libatkan semua pihak menjaga konservasi hutan


Selasa, 24 Juli 2018 / 00:02 WIB
KLHK libatkan semua pihak menjaga konservasi hutan
ILUSTRASI. Pemandangan jalur Torean Gunung Rinjani


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) program pengelolaan dan konservasi Sumber Daya Alam (SDA) perlu melibatkan semua pihak. Untuk itu, kerja sama antara pemerintah, dan swasta untuk menjaga konservasi hutan di Indonesia mendesak ditingkatkan.

Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem KLHK Wiratno mengatakan saat ini pihaknya menjadikan masyarakat di sekitar hutan sebagai subyek dalam menjaga dan mengelola hutan.

Untuk itu, pihaknya terus memperluas kemitraan dengan masyarakat agar hutan tetap lestari. "Program ini bisa meningkatkan efektivitas pengelolaan SDA,"ujarnya, Senin (23/7).

KLHK menyadari, dalam mengelola hutan perlunya menjaga agar kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitar hutan tetap terjaga. Untuk itu, kehadiran pemerintah dan swasta dalam mendukung aktivitas ekonomi masyarakat setempat amat diperlukan.

Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Subiyanto menambahkan kolaborasi pelaku usaha, masyarakat dan pemerintah merupakan kunci suksesnya pengelolaan SDA yang berkelanjutan. "Peran setiap pemangku kepentingan sangat krusial sehingga perlu untuk terus diperkuat," ucapnya.

Bambang menambahkan peran swasta dalam menjaga SDA mendesak ditingkatkan dengan mendukung implementasi hasil penelitian untuk industrialisasi. Sebab hal ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Ia bilang, LIPI bersama KLHK akan terus mempromosikan cagar biosfer untuk mendorong pengelolaan SDA berkelanjutan. Cagar biosfer merupakan tempat membentuk pengelolaan berkelanjutan melalui berbagai program seperti manajemen SDA dan ekosistem, pengembangan jasa lingkungan, serta penelitian dan pengembangan.

Tujuannya adalah untuk berkontribusi pada pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan terutama bagi masyarakat yang tinggal di dalam cagar biosfer.

Sejak tahun 1977 hingga saat ini, Indonesia telah memiliki 11 cagar biosfer. Indonesia sudah mengajukan tiga lokasi lagi kepada UNESCO untuk mendapat pengakuan sebagai cagar biosfer yaitu Berbak-Sembilang, Betung Kerihun-Danau Sentarum, dan Gunung Rinjani-Lombok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×