kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kepala Staf Presiden ungkap penanganan kerusakan rutan Mako Brimob yang tertutup


Jumat, 11 Mei 2018 / 13:42 WIB
Kepala Staf Presiden ungkap penanganan kerusakan rutan Mako Brimob yang tertutup
ILUSTRASI. Jenderal (Purn) Moeldoko


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Staf Presiden Moeldoko mengungkapkan penanganan kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok yang terkesan tertutup dan memakan waktu lama  tidak terlepas dari taktik para aparat gabungan yang tidak untuk disebarluaskan. 

"Kelihatannya tertutup, tapi ini persoalan taktikal yang tidak perlu diobral," ungkap Moeldoko kepada wartawan di kantornya, Jumat (11/5). 

Meski begitu, Moeldoko bilang, aparat gabungan melakukan beberapa tekanan kepada para napi. "Tekanan ya bukan negosiasi," jelasnya. Menurutnya, tekanan itu berupa listrik dan air yang dimatikan, serta para napi tidak diberi makanan.

"Nah, hal-hal  yang seperti itu pada malam hari ada keluhan dan akhirnya satu aparat dilepaskan dan secara terbatas kita kasih makanan tapi terbatas," kata Moeldoko.

Tak hanya sampai di situ, para aparat gabungan kembali memberikan tekanan yang pada akhirnya membuat para napi menyerah. "Tetapi masih ada 10 yang tertinggal, waktu itu kita ikuti melalui CCTV. Disitulah ada perintah melakukan serbuan. Kemarin ada suara ledakan-ledakan itulah serbuan dan yang 10 menyerah," lanjut Moeldoko.

Moeldoko juga menjelaskan, kenapa para napi tidak dihabisi semua? Alasannya, ada konvensi Jenewa yang mengatakan kalau lawan sudah menyerahkan tidak boleh dibunuh. "Kira-kira langkah-langkahnya seperti itu sehingga semuanya selesai dan tidak ada korban," tambah dia.

Asal tahu saja, hal-hal tersebut merupakan hasil dari petunjuk yang disampaikan Presiden kepada kepada Menkopolhukam, Kapolri, Panglima TNI, dan Kepala BIN. Petunjuk itu yang pertama adalah jangan ragu-ragu, tegas dalam penanganan. Kemudian, hindari korban yang tidak perlu.

Terkahir, batasan waktu agar segera diselesaikan. "Berikutnya biasa dalam militer atau kepolisian itu ada prosedur pengambilan keputusan. Setelah presiden memberikan petunjuk seperti itu disitu lah berjalan prosedur pengambilan keputusan," tambah Moeldoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×