kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kepala Ekonom CIMB Niaga prediksi ekonomi Indonesia tahun ini hanya tumbuh 0,1%


Kamis, 18 Juni 2020 / 14:40 WIB
Kepala Ekonom CIMB Niaga prediksi ekonomi Indonesia tahun ini hanya tumbuh 0,1%
ILUSTRASI. Chief Economist CIMB Niaga, Adrian Panggabean


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk, Adrian Panggabean, menyebutkan krisis ekonomi global pada tahun ini menghantam telak sektor riil, termasuk di Indonesia.

"Episentrumnya bukan di sektor keuangan, melainkan sektor riil dan menyebar ke mana-mana," ungkap Adrian dalam webinar Marketeers Hangout bertajuk Indonesia Economic Outlook Update, hari ini (18/6).

Baca Juga: IMF: Ekonomi dunia akan alami krisis akut yang belum pernah terjadi

Dalam menghadapi wabah corona (Covid-19), otoritas negara di dunia memang sedang mencari kesimbangan, yakni antara kesehatan dan ekonomi. "Masing-masing negara punya pendekatan sendiri dalam mengambil kebijakan," kata Adrian.

Mantan penasihat ekonomi Perdana Menteri Brunei Darussalam ini menyebutkan perekonomian negara di kawasan ASEAN pada tahun ini mengalami resesi. Masing-masing negara tentunya memiliki kecepatan yang berbeda dalam menghadapi wabah, demikian pula dari sisi pemulihan ekonominya.

Baca Juga: BI pangkas suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 4,25%

Negara seperti Vietnam dan Singapura diyakini akan memimpin paling cepat pemulihan ekonomi. "Indonesia juga bisa rebound. Namun kita memang bermasalah dengan kekuatan dan kecepatan recovery," ungkap Adrian.

Dia bilang, CIMB Niaga memproyeksikan perekonomian Indonesia hanya akan tumbuh 0,1% di sepanjang tahun ini.

Adapun pemerintah memproyeksikan ekonomi tahun ini bergerak di rentang minus 0,4% hingga tumbuh 2,3%.

Baca Juga: Ini warning Mochtar Riady terkait krisis ekonomi akibat wabah Covid-19

Jika pada krisis 1998 dan 2008, sektor UMKM menjadi penyelamat, maka tahun ini sektor UMKM paling rentan terpapar krisis.

Hingga 2 Juni 2020, sebanyak 99 bank telah merestrukturisasi kredit 5,9 juta debitur dengan nilai outstanding kredit mencapai Rp 809 triliun.

"Dari jumlah debitur yang mengajukan restrukturisasi, sebanyak 5 juta debitur adalah segmen UMKM," pungkas Adrian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×