kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemperin luncurkan INDI 4.0 agar industri siap masuk era 4.0


Senin, 15 April 2019 / 19:34 WIB
Kemperin luncurkan INDI 4.0 agar industri siap masuk era 4.0


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bertepatan dengan Indonesia Industrial Summit (IIS) 2019, Kementerian Perindustrian (Kemperin) hari ini, Senin (15/4) meluncurkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index alias INDI 4.0. Indikator ini dapat digunakan untuk menilai tingkat kesiapan industri di Indonesia dalam menerapkan teknologi era industri 4.0.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, dalam tahap awal implementasinya, assessment INDI 4.0 telah diikuti oleh 326 perusahaan dari berbagai idustri. Di antaranya, industri makanan dan minuman, tekstil, kimia, otomotif, elektronika, logam, aneka, dan sektor engineering, procurement, and construction (EPC).

"Penilaian INDI 4.0 menggunakan mekanisme self-assessment oleh perusahaan dengan mengukur lima pilar, yaitu manajemen dan organisasi, manusia dan budaya, produk dan layanan, teknologi, serta operasional pabrik," kata Airlangga.

Rentang skor penilaiannya mulai dari nol hingga level 4. Level nol artinya belum siap bertransformasi ke industri 4.0, level 1 tahap kesiapan awal, level 2 tahap kesiapan sedang, level 3 tahap kesiapan matang, dan terakhir level 4 artinya industri sudah menerapkan sebagian besar konsep industri 4.0 di sistem produksinya.

Dari sektor-sektor yang disebut telah melakukan self-asessment INDI 4.0 tadi, Airlangga mengungkapkan rata-rata nilai kesiapan yang diraih sebesar 2,14. Sektor dengan nilai INDI tertinggi adalah engineering, procurement, and construction (EPC) dengan skor 2,74.

"Secara umum, industri manufaktur Indonesia berada dalam posisi cukup siap menerapkan industri 4.0. Selanjutnya, ini bisa jadi basis untuk kita track perkembangan implementasi industri 4.0 tahun ke tahun," tuturnya.

Managing Partner McKinsey Kaushik Das menambahkan adanya indikator sebagai alat ukur seperti INDI 4.0 ini penting. Sebab, banyak negara yang industrinya terjebak hanya membuat proyek-proyek pilot (pilot projects) untuk implementasi Industri 4.0, namun tak pernah berkembang hingga penerapan penuh.

Selain Indonesia, negara lain di ASEAN yang sudah lebih dulu memiliki indikator INDI 4.0 adalah Singapura. Sama seperti Indonesia, Singapura juga menggandeng lembaga McKinsey untuk merancang basis studi penilaian dalam INDI 4.0 nya yang luncur pada 2011 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×