kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian Pertanian bantu Kepri mengatasi inflasi


Selasa, 02 Oktober 2018 / 12:52 WIB
Kementerian Pertanian bantu Kepri mengatasi inflasi
ILUSTRASI. Petani panen padi


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Perwakilan Bank Indonesia di Kepulaua Riau menandatangani nota kesepakatan dengan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Nurdin Basirun guna bantu atasi inflasi di pulau tersebut. Nota kesepakatan ini dilakukan karena pangan berkontribusi dalam laju inflasi.

“Tandatangan MoU dengan Kepri dalam rangka mengendalikan inflasi di Kepri. Yang biasanya berkontribusi pada inflasi adalah pangan,” kata Menteri Pertanian Andi Arman Sulaiman di Gedung Kementerian Pertanian, Selasa (2/10).

Adapun komitmen tersebut juga dilakukan dalam rangka menumbuhkan kemandirian masyarakat Kepri dalam memproduksi pangan sendiri. Masyarakat Kepri sejauh ini sangat bergantung pada produksi pangan dari Singapura. Oleh sebab itu beberapa lahan akan dibangun untuk mendukung proses kemandirian tersebut.

“Kami membangun lumbung pangan dan berkomitmen bersama Pak Gubernur di perbatasan. Kami sudah membangun sawah, kami mengembangkan peternakan dan ada lagi tambahan lahan di Karimun itu 260 hektare dan insyaallah kami bangun lagi tahun depan. Sehingga Kepri ini mandiri,” ungkapnya.

Sejauh ini Indonesia memang mengekspor beberapa komoditi pangan seperti misalkan bawang merah dari Brebes dan sayur mayur dari Jawa Timur dan Jawa Barat. Dengan pembangunan dan pengadaan lahan diharapkan Kepri juga tak hanya bisa mandiri untuk pemenuhan kebutuhan pangannya, tapi juga bisa melakukan ekspor.

“Bila perlu ke depan mimpi bisa mengekspor ke negara tetangga yakni Singapura,” tegasnya.

Data Kemtan menyebutkan bahwa pendapatan pertanian Kepri relatif kecil yakni 0,012% dibandingkan kontribusi tiga sektor utama pengolahan, sektor konstruksi, serta pertambangan dan penggalian yang berkontribusi antara 14,3% hingga 39%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×