kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ATR/BPN targetkan 12 juta bidang tanah tersertifikasi tahun 2020


Selasa, 11 Februari 2020 / 17:29 WIB
Kementerian ATR/BPN targetkan 12 juta bidang tanah tersertifikasi tahun 2020
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo menghitung sertifikat saat penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat di Pengasih, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Jumat (30/1/2020). Presiden menyerahkan 2.000 sertifikat tanah untuk masyarakat yang berasal dari seluruh DI Yogyakarta.


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menargetkan 12 juta bidang tanah di seluruh wilayah Indonesia dapat tersertifikasi melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). 

PTSL merupakan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak, bagi semua objek pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia di dalam satu wilayah desa/kelurahan.

Baca Juga: Terkait Jiwasraya, Hanson tegaskan Kejagung tidak bisa blokir tanah dua perumahan

Direktur Jenderal Infrastruktur Agraria Muhammad Adi Darmawan menyatakan, meskipun target tahun ini mencapai 12 juta bidang, tetapi kenyataan saat ini baru ada sekitar 9.150.000 bidang tanah yang tersertifikasi. Ditambah, anggaran di tahun ini hanya cukup untuk menyertifikasi sekitar 9.568.000 bidang tanah.

Meskipun begitu, Adi tetap optimis target sertifikasi 12 juta bidang tanah di tahun ini bisa tercapai. Pasalnya, pendanaan Kementerian ATR/BPN juga turut dibantu oleh pihak-pihak swasta, sehingga nantinya bisa dilakukan penghematan.

"Kami juga bersinergi dengan pihak-pihak swasta agar bisa melakukan penghematan. Penghematan uang ini dapat kami luncurkan lagi menjadi menambah target, sehingga 12 juta ya optimis bisa tercapai," ujar Adi di Gedung DPR RI, Selasa (11/2).

Baca Juga: Tersangka kasus Jiwasraya terancam dikenai pidana tambahan, apa itu?

Kemudian, Adi mengatakan sumber pendanaan utama untuk program sertifikasi ini tetap berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selebihnya, ada pula pendanaan dari pihak lain, tetapi hanya untuk sekadar proyek percontohan dan jumlahnya juga tidak terlalu besar.

"Dana bantuan itu juga untuk mendukung kegiatan lainnya, seperti digitalisasi, komputerisasi dan sebagainya. Pasalnya kantor kami akan melakukan transformasi digital dan menjadi kantor modern. Jadi kami akan ke arah sana tentu saja juga dengan bantuan pihak lain," papar Adi.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×