kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemdag terus mendorong peningkatan ekspor lewat promosi


Kamis, 28 Februari 2019 / 19:59 WIB
Kemdag terus mendorong peningkatan ekspor lewat promosi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya meningkatkan ekspor Indonesia salah satunya dengan gencar promosi, utamanya ke negara-negara non tradisional. Diharapkan dengan promosi ini, ekspor RI tidak mengalami defisit lagiĀ  seperti pada Januari tahun ini, defisit neraca perdagangan Indonesia bahkan mencapai US$1,16 miliar.

Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan (Kemdag) Ari Satria mengakui, Indonesia masih menghadapi sejumlah hambatan untuk meningkatkan ekspor.

Hambatan pertama adalah ekspor Indonesia dalam 50 tahun terakhir yang masih ditopang oleh komoditas. Sementara, negara lain banyak yang sudah mengekspor produk manufaktur.

Tak hanya tentang produk yang diekspor. Ari pun mengatakan masih ada masalah dalam hal pemasaran. Dia berpendapat, pendekaran pemasaran produk tidak terintegrasi justru masih bisnis seperti biasanya.

"Pemasaran produk kita masih belum banyak berubah dari sebelumnya," ujar Ari, Kamis (28/2).

Tak hanya itu, Indonesia juga masih kurang dalam menjangkau pasar-pasar tradisional dan kurang pengenalan dalam pendalaman produk unggulan, ditambahkan marke analysis dan intelligence dibuat secara minimal.

Untuk mengatasi ini, Ari mengaku Kemdag tengah gencar melakukan promosi ke negara-negara non tradisional seperti Arfrika, Amerika Latin, Asia Selatan, Eropa Timur dan lainnya.

Tak hanya itu, Ari pun mengakui sulitnya meningkatkan ekspor nasional ini disebabkan koordinasi antara lembaga pemerintah maupun swasta terkait ekspor masih sangat lemah.

Ari menambahkan, Indonesia memang berhasil menaikkan peringkat kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EODB) yang naik dari 120 di 2014 menjadi peringkat ke 72 di 2018.

Tetapi, efisiensi terhadap waktu dan biaya dalam roses ekspor dan impor di Indonesia turun dari peringkat 54 di 2014 menjadi 112 di 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×