kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebijakan moneter butuh gebrakan baru


Rabu, 28 Maret 2018 / 11:14 WIB
Kebijakan moneter butuh gebrakan baru
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia


Reporter: Galvan Yudistira, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang, Umi Kulsum, Yoliawan H | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tinggal selangkah lagi Bank Indonesia (BI) memiliki bos baru. Calon tunggal Gubernur BI Perry Warjiyo dijadwalkan akan menjalani fit and proper test di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu ini (28/3) sebelum diputus menjabat sebagai gubernur bank sentral.

Jika hari ini semua lancar, anggota Dewan Gubernur BI akan lengkap, menyusul kelarnya pemilihan deputi gubernur yang rencananya juga diumumkan Rabu, 28 Maret 2018. Dody Budi Waluyo disebut-sebut akan terpilih, menggantikan posisi Perry.

Tumpukan pekerjaan langsung di depan mata para pemimpin BI baru. Dari eksternal ditandai dengan normalisasi kebijakan bank sentral di negara-negara maju.

Josua Pardede, ekonom Bank Permata mengatakan, tantangan lain adalah kekhawatiran terjadinya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berpotensi mempengaruhi stabilitas makroekonomi.

Persoalannya, ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter dengan memangkas suku bunga kian terbatas. Padahal ekonomi Indonesia masih membutuhkan stimulus untuk mendorong laju ekonomi. Bahkan target ekonomi Indonesia sesuai APBN 2018 5,4% diragukan bisa tercapai.

Fitch Rating sebelumnya memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2018 dari 5,4% menjadi di kisaran 5,3%, Bank Dunia kini juga memprediksi ekonomi RI di level 5,3%.

BI sepertinya tak bisa lagi mengandalkan suku buka sebagai alat moneternya. Mahelan Prabantarikso, Direktur Bank Tabungan Negara (BTN) berpendapat, meski inflasi rendah, suku bunga kini kian sulit didorong lebih rendah lagi, mengingat tren suku bunga bank sentral negara maju merangkak naik.

BI diharapkan menggunakan kebijakan moneter non bunga untuk merangsang ekonomi. Relaksasi aturan loan to value (LTV) lanjutan bisa menjadi salah satu cara.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menyebut, ekonomi Indonesia masih dihantui tantangan eksternal. Tugas BI menangkal efek itu.

Andil pemerintah juga diharapkan bisa menjaga stabilitas dengan mempercepat perubahan kebijakan struktural serta mempercepat permintaan dari segmen menengah bawah yang masih lesu darah.

Salah satu cara, BI harus terus menjaga inflasi tetap rendah. "Harus di bawah 5%," imbuh Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA. Nilai tukar juga harus stabil.

Josua berharap, kebijakan moneter harus terukur dan konsisten dalam menjaga inflasi, mengendalikan defisit transaksi berjalan serta menjaga stabilitas rupiah. "Kebijakan sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah juga harus mendukung peningkatan efisiensi dan produktivitas," ujar Joshua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×