Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) menilai momentum pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tak berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017. Pasalnya pilkada kali ini berbeda dengan perhelatan pemilihan umum (pemilu) maupun pemilihan presiden yang digelar di seluruh daerah Indonesia.
"Pilkada size-nya kecil. Walaupun terjadi di 7 provinsi dan 101 kabupaten tetapi kita punya 34 provinsi dan 513 kabupaten. Jadi, proporsinya juga tidak besar," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di kantornya beberapa waktu lalu.
Adapun dampak Pilkada terhadap sisi konsumsi menurut Sasmito tidak terlalu besar. Hal ini karena saat ini lebih banyak kampanye dilakukan secara digital sehingga mengurangi permintaan atribut kampanye.
"Lebih banyak kampanye-kampanye lewat media atau media sosial sehingga yang beli kaos (kampanye) juga sedikit. Kemudian, kita lihat banner atau poster tidak terlalu banyak," katanya.
Namun demikian Ekonom PT Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2017 diperkirakan meningkat menjadi sekitar 5% dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2016 yang tercatat 4,94%.
“Ekonomi pada kuartal I 2017 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga serta konsumsi LNPRT didukung oleh kegiatan pilkada serentak pada 101 daerah,” katanya
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa kinerja ekspor indonesia cenderung kembali meningkat pada kuartal I tahun ini dengan mempertimbangkan tren peningkatan harga CPO dan batu bara sejak kuartal III 2016 hingga saat ini yang didorong juga oleh pergerakan harga minyak dunia yang cukup stabil setelah pemangkasan produksi global minyak dunia.
“Selain itu, investasi dan konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan tumbuh solid dikarenakan investasi publik yang masih berkontribusi utama dalam peningkatan dua komponen tersebut,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
