kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kadin: Utang UMKM diperbankan nasional capai Rp 1,1 triliun


Sabtu, 16 Mei 2020 / 11:32 WIB
Kadin: Utang UMKM diperbankan nasional capai Rp 1,1 triliun
ILUSTRASI. Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia Gita Wirjawan


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melihat rencana perbankan melakukan restrukturisasi utang dapat membantu sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang selama ini menjadi sektor yang paling terdampak pandemi virus corona. 

Gita Wirjawan, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia mengatakan, debitur perbankan termasuk UMKM dan sektor-sektor lainnya yang rentan termasuk industri pengolahan, konstruksi/properti, transportasi, pariwisata dapat dibantu untuk segera melakukan restrukturisasi sehingga tidak mengalami kelumpuhan total.

“Sektor-sektor tersebut juga banyak yang bernaung di bawah bendera BUMN maupun non- BUMN,” kata dia dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Sabtu (16/5). 

Baca Juga: Kadin: Pemerintah perlu siapkan Rp 1.000 triliun untuk UMKM yang terdampak Covid-19

Hitungan Kadin, saat ini utang pengusaha UMKM yang ada di neraca perbankan nasional kurang lebih capai Rp 1,1 triliun. Permintaan oleh para debitur UMKM untuk melakukan restrukturisasi utang dipastikan meningkat seiring keterbatasan mobilitas karena kebijakan PSBB yang masih berlanjut.

“Ini belum mencakup para pengusaha UMKM yang belum tertangkap atau berada di sistem perbankan nasional,” tambahnya. 

Menurut perkiraan, sekitar 25% dari pinjaman perbankan atau Rp 1,5 triliun dari total pinjaman perbankan yang capai Rp 6 triliun sudah memerlukan restrukturisasi.  

Selama ketidakpastian mengenai isu kesehatan terus berlangsung, Gita memperkirakan angka 25% tersebut akan beranjak ke sekitar 40% sampai 45% atau setara Rp 2,4 triliun sampai Rp 3 triliun dari total pinjaman perbankan dalam beberapa bulan ke depan.

Ia berharap, kebijakan untuk sektor riil adalah menambal ataupun menopang kedua sisi tersebut yakni supply dan demand dari permasalahan agar pemulihan ekonomi dapat berlangsung dengan baik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×