kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jumlah relawan untuk uji klinis vaksin Sinovac Bio Farma membludak


Jumat, 23 Oktober 2020 / 05:42 WIB
Jumlah relawan untuk uji klinis vaksin Sinovac Bio Farma membludak
ILUSTRASI. Jumlah relawan untuk uji klinis vaksin Sinovac oleh Bio Farma membludak. REUTERS/Siphiwe Sibeko


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah relawan untuk uji klinis vaksin Sinovac oleh Bio Farma membludak. Ini menandakan, antusiasme masyarakat Indonesia untuk berkontribusi menjadi relawan vaksin Covid-19 sangat besar. 

Menurut Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran, Profesor Dr. Kusnandi Rusmil, kebutuhan tim uji klinis yang bekerjasama dengan Bio Farma dalam mengembangkan vaksin Sinovac 1.620 orang. Namun relawan yang mendaftar mencapai 2.200 orang.

"Meski begitu, tidak semua pendaftar langsung bisa menjadi relawan. Ada protokol ketat yang diterapkan untuk menyaring peserta yang memenuhi persyaratan," jelasnya dalam Dialog Produktif “Kelanjutan Uji Klinis Vaksin COVID-19" di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (21/10) yang dilaksanakan secara virtual. 

Kusnadi menjelaskan, vaksin akan diberikan pada orang-orang sehat berumur 18-59 tahun. "Kita pemeriksaan dulu, rapid test dan swab test, kemudian dia negatif, tiga hari kemudian dia datang. Kita berikan imunisasi, sebelumnya kita ambil darahnya. Empat belas hari kemudian disuntik lagi yang kedua. Kemudian tiga bulan kemudian diambil darah (lagi), enam bulan kemudian diambil darah,” terang Kusnandi. 

Baca Juga: Bio Farma siapkan fasilitas mumpuni untuk produksi vaksin virus corona (Covid-19)

Selama rentang waktu enam bulan, seluruh 1.620 relawan diperiksa kesehatannya dan reaksi tubuh terhadap vaksin yang disuntikan pada mereka.

Selain melakukan uji klinis pada peserta, Tim peneliti dari Universitas Padjadjaran juga memantau kualitas vaksin yang dikembangkan oleh Bio Farma dalam periode yang berbeda. 

“Kita juga melihat batch consistency. Kita melihat beberapa vaksin yang dibikin Bio Farma itu pada bulan-bulan yang berlainan. Sehingga kita lihat apakah konsisten tidak hasilnya,” tutur Kusnandi.

Baca Juga: Bio Farma bakal produksi vaksin secara bertahap, hingga 17 juta dosis per bulan

Nantinya, hasil uji klinis inilah yang akan menjadi pegangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) untuk mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) ataupun persetujuan kelayakan penggunaan vaksin ke masyarakat. 

“Oleh karena itu, kami sangat berharap bahwa data uji klinik fase ketiga ini dapat memberikan pembuktian bahwa vaksin tersebut berkhasiat dan aman. Kami akan melihat tuh datanya, keamanannya bagaimana, persentase kejadian efek samping dan sebagainya seberapa besar. Kemudian paling penting juga adalah khasiatnya bagaimana,” ujar Dr. Lucia Rizka Andalusia, Direktur Registrasi Obat Badan POM. 

Selanjutnya: Erick Thohir: Pemerintah Perkuat Penanganan & Percepatan Ketersediaan Vaksin Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×