kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi yakin Indonesia Investment Authority bisa jadi SWF kelas dunia


Selasa, 16 Februari 2021 / 15:02 WIB
Jokowi yakin Indonesia Investment Authority bisa jadi SWF kelas dunia
Presiden Joko Widodo memperkenalkan anggota Dewan Direktur Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang bernama Indonesia Investment Authority (INA) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo yakin Indonesia Investment Authority (INA) akan menjadi Sovereign Wealth Fund (SWF) kelas dunia.

Asal tahu saja, Indonesia baru saja memiliki INA sebagai Lembaga Pengelola Investasi (LPI). INA diyakini memiliki posisi strategis dalam meningkatkan dan mengoptimalkan aset negara dalam jangka panjang.

"Saya meyakini INA akan memperoleh kepercayaan nasional dan internasional dan mampu membuat INA sebagai SWF kelas dunia," ujar Jokowi saat memperkenalkan jajaran direksi INA di Istana Merdeka, Selasa (16/2).

INA juga akan menjadi sumber pembiayaan alternatif bagi pembangunan Indonesia. Menurutnya, INA akan mengurangi kesenjangan kemampuan pendanaan domestik dengan kebutuhan pembiayaan pembangunan.

Dalam kesempatan tersebut Jokowi berharap INA dapat mengejar ketertinggalan. Indonesia dinilai terlambat dalam membentuk INA.

Baca Juga: Dirut INA: Proyek jalan tol jadi sektor awal yang akan ditawarkan ke investor

Beberapa negara telah lebih dulu memiliki lembaga tersebut seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Norwegia, China, Singapura, Kuwait, dan Qatat. Bahkan negara-negara tersebut telah membuat SWF sejak 30 tahun hingga 40 tahun lalu.

"Walaupun lahir belakangan, dan tidak ada kata terlambat. Saya meyakini, INA mampu mengejar ketertinggalannya," terang Jokowi.

Ada tiga hal yang disebutkan Jokowi dapat menjadi dasar berkembangnya INA. INA memiliki dasar hukum yang kuat diatur dalam Undang Undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

INA jiga dijamin untuk melakukan tugasnya secara profesional. Dasar ketiga yang menjadi kekuatan INA menurut Jokowi adalah operasional INA dijalankan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik di Indonesia.

"INA dikelola oleh putra putri terbaik bangsa yang berpengalaman di kancah profesional internasional," jelas Jokowi.

Pada posisi dewan pengawas terdapat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri BUMN Erick Thohir yang menjabat ex officio. Selain itu ada tiga orang profesional lainnya yakni Hariyanto Sahari, Yozua Mekes, dan Darwin C Noerhadi.

Jajaran dewan direksi juga diyakini dapat memperoleh kepercayaan global. Pada jajaran direksi terdapat Ridha Wirakusumah sebagai Direktur Utama, Arief Budiman Wakil Direktur Utama, Stefanus Ade Widjaja menjabat sebagai Direktur Investasi, Marita Alisjahbana sebagai Direktur risiko, dan Eddy Porwanto sebagai Direktur Keuangan.

Selanjutnya: Jokowi kenalkan jajaran direksi Indonesia Investment Authority (INA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×