kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi janjikan RI penggerak ekonomi Asia


Jumat, 27 Mei 2016 / 13:52 WIB
Jokowi janjikan RI penggerak ekonomi Asia


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pencapaian pertumbuhan ekonomi selau terkait stabilitas keamanan di suatu negara ataupun dalam kawasan. Oleh karena itu, seluruh negara seharusnya lebih mengedepankan perdamaian dalam penyelesaian konflik antar negara, sehingga menghindari masalah yang justru berdampak negatif terhadap perekonomian.

Untuk mencapai penataan perdamaian dunia ini, Jokowi menegaskan Indonesia siap menjadi penggeraknya. Hal ini dikatakan Jokowi saat menjadi lead speaker pada KTT G-7 Outreach Sesi I dengan topik bahasan ‘Stabilitas dan Kesejahteraan di Asia’ di Jepang sebagaimana keterangan pers yang dikirimkan Ari Dwipayana, Tim Komunikasi Presiden pada Jumat (27/5).

Jokowi mengusulkan, negara-negara baru juga harus terlibat dalam penataan perdamaian dunia. Sebab, sudah muncul banyak negara yang telah terbukti mampu berkontribusi perekonomian dunia. “Indonesia siap menjadi motor terciptanya Asia dan dunia yang damai dan sejahtera," ucap Presiden.

Menurut Jokowi, kawasan Asia Pasifik tergolong paling aman dibandingkan kawasan lainnya. Karena itu, kawasan Asia pada tahun 2016-2017 diperkirakan mencapai pertumbuhan sekitar 5,3%, atau jauh ketimbangrata-rata dunia sebesar 3,2%.

Jokowi mengingatkan, konflik kekerasan tentu memberikan dampak kerugian yang sangat besar. "Tahun 2014, kerugian global akibat kekerasan bersenjata mencapai US$ 14,3 triliun atau 13,4% dari PDB Dunia," ucapnya.

Menurut dia, potensi Asia untuk berkembang masih besar. Berdasarkan proyeksi Asian Century 2050, Asia akan menghasilkan PDB US$ 174 triliun atau 52% dari PDB dunia.

Indonesia yang merupakan bagian dari Asia, tentunya optimistis dapat mengambil bagian dari perkiraan Asian Century tersebut. “Saat ini lebih dari 50% penduduk Indonesia berusia dibawah 29 tahun. Indonesia juga dikaruniai kekayaan dan sumber energi yang cukup," kata Presiden.

Sebab itu, negara-negara Asia harus dengan penuh kesadaran menciptakan perdamaian dan stabilitas ini. Jokowi menilai bahwa segala potensi konflik yang tinggi di Asia, seperti Laut Tiongkok Selatan dan Semenanjung Korea, harus dapat dikelola dengan baik.

"Penyelesaian militer atau penggunaan kekerasan justru akan menumbuhkan kekerasan lainnya, seperti ekstremis dan bahkan krisis kemanusiaan," kata dia.

Pertemuan ini berlangsung di Shima Kanko Hotel the Classic, Shima Jepang, pada Jumat pagi, 27 Mei 2016, waktu setempat. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, bertindak sebagai moderator dalam acara ini dan Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×