kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang tutup tahun, Ditjen Bea Cukai fokus kejar target penerimaan


Jumat, 26 Oktober 2018 / 18:15 WIB
Jelang tutup tahun, Ditjen Bea Cukai fokus kejar target penerimaan
ILUSTRASI. SITA ROKOK TANPA CUKAI


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemkeu) terus berupaya mencapai target penerimaan bea dan cukai sesuai yang ditetapkan di APBN 2018 yakni sebesar Rp 194,1 triliun.

Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Penerimaan Ditjen Bea dan Cukai Rudy Rahmaddi mengatakan, Ditjen Bea dan Cukai akan memantau dengan ketat kinerja yang telah ada dan berjalan termasuk potensi risiko penerimaan ke depan.

“Optimisme selalu ada karena hal itu kami butuhkan sebagai penyemangat bagi segenap jajaran dalam mengamankan target. Namun kami tidak ingin berlebihan dalam membangun optimisme tersebut sehingga malah terlena dan menurunkan kewaspadaan,” ujar Rudy kepada Kontan.co.id, Jumat (26/10).

Menurutnya, dalam mencapai target segala hal dapt terjadi mengingat kondisi perekonomian global dan nasional dalam kondisi dinamis. Perang dagang antara AS dengan China masih belum mereda, harga minyak terus merangkak, dan nilai tukar sedang menuju keseimbangan baru.

Rudy menjelaskan, semua faktor tersebut mempengaruhi perekonomian nasional yang juga turut mempengaruhi kinerja penerimaan bea dan cukai. “Dua bulan ke depan ini, kami berupaya meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaan dalm mengelola kinerja penerimaan supayat tidak ada yang terlewatkan dan target APBN bisa kami amankan,” tutur Rudy.

Berbagai upaya yang dilakukan Ditjen Bea dan Cukai untuk mencapai tarnget penerimaan bea dan cukai antara lain meningkatkan manajemen pengeloaan penerimaan. Seperti melakukan identifikasi dan pemetaan faktor-faktor fundamental dan titik-titik risiko penerimaan. Lalu, pengorganisasian manajemen pemungutan termasuk perbaikan administrasi pembayaran pungutan. Melakukan monitoring kinerja penerimaa, mengevaluasi dan mitigasi risiko penerimaan, juga melakukan konsolidasi antar satuan kerja.

Berikutnya Ditjen Bea dan Cukai juga melakukan penertiban importir, eksportir, pengusaha berisiko tinggi bekerja sama dengan aparat penegak hukum lainnya. Lalu melakukan program sinergi dengan Ditjen Pajak.

Selanjutnya, meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan kepabeanan dan cukai termasuk perluasan fasilitasi kepabeanan. Juga memanfaatkan teknologi informasi untuk memantau kinerja penerimaan, aktifitas transaksi kepabeanan dan cukai, dan perilaku yang tidak wajar atau mencurigakan.

Dalam APBN tahun ini, penerimaan bea dan cukai ditargetkan sebesar Rp 194,1 triliun. Target tersebut terbagi atas penerimaan bea masuk sebesar Rp 35,7 triliun, cukai sebesar Rp 155,4 triliun dan bea keluar sebesar Rp 3 triliun.

Hingga 1 Oktober 2018, penerimaan bea cukai sudah mencapai 64,51% atau sebesar Rp 125 triliun dengan penerimaan bea masuk sebesar Rp 28,59 triliun, penerimaan cukai Rp 91,39 triliun dan bea keluar sebesar Rp 5,2 triliun. Penerimaan ini meningkat sebesar 15,7% dibandingkan penerimaan hingga 1 Oktober 2017.

Sayangnya, Rudy tak menyebutkan berapa besar penerimaan bea cukai hingga jelang akhir Oktober. “Yang jelas penerimaan secara year on year masih lebih tinggi dibanding kinerja periode yang sama tahun lalu. Untuk month to month masih harus kami lihat sampai akhir bulan Oktober ini karena perhitungannya satu bulan penuh,” kata Rudy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×