kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ITAGI : Uji klinik vaksin Covid-19 fase tiga di Bandung diawasi ketat oleh BPOM


Rabu, 02 Desember 2020 / 13:54 WIB
ITAGI : Uji klinik vaksin Covid-19 fase tiga di Bandung diawasi ketat oleh BPOM
ILUSTRASI. Petugas menyuntikan vaksin kepada relawan saat uji klinis Vaksin COVID-19, Bandung, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Prima Mulia/NA/Pool/nz


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI)  memastikan proses uji klinik vaksin Covid-19 fase III  yang sedang dilakukan di Bandung melalui pengawasan sangat ketat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional ITAGI Soedjatmiko mengatakan, sebelum masuk pada fase tiga, kandidat vaksin Covid-19 sudah melalui tahap pre klinik, baru uji fase I, fase II baru fase III. Apabila vaksin dinyatakan tidak aman sebelumnya, maka Soedjatmiko menyebut tidak akan mungkin dapat masuk ke tahap selanjutnya.

"Sudah bisa kita lihat dari fase satu aman fase dua juga demikian, maka fase tiga demikian juga. Itukan harus dikaji lagi oleh BPOM secara ketat dan diawasi juga. Mungkin rencana akhir Januari dikeluarkan izinnya, kita lihat nanti bagaimana pengumuman," jelas Soedjatmiko saat Diskusi Virtual Indonesia Siapkan Vaksinasi pada Rabu (2/12).

Melihat perkembangan uji klinik fase III yang masih berlangsung, Soedjatmiko menerangkan Indonesia bukan menjadi negara pertama yang akan menggelar vaksinasi. Ia menyebut kemungkinan pada Januari 2021 mendatang, negara yang akan melaksanakan vaksinasi pertama ialah Inggris.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 sukses, tim medis Moderna: Saya menangis

"Sebetulnya jangan buru-buru, yang utama dan terpenting adalah vaksin itu aman dan efektif," imbuhnya.

Saat ini uji klinik fase III di Bandung sudah menyelesaikan penyuntikan kepada 1.620 relawan dengan dua kali penyuntikan. Hingga saat ini belum ditemukan efek serius dari uji klinik tersebut kepada relawan.

"Mungkin hasil analisis atau laporan penelitian akan selesai akhir Desember atau pertengahan. Setelah itu dikaji oleh BPOM, ketat sekali prosesnya. Jika lolos BPOM, maka izin keluar dan diproduksi, saat diproduksi juga diawasi lagi dikaji lagi," tegas Soedjatmiko.

Terkait vaksin yang diperuntukan bagi usia 18 tahun hingga 59 tahun melihat dari fakta bahwa hampir 80% yang terpapar Covid-19 merupakan rentang usia tersebut.

Soedjatmiko juga menegaskan bahwa vaksin yang digunakan nantinya tentu sudah dipastikan aman. Maka masyarakat diminta tidak perlu khawatir.

Namun nantinya meski vaksin sudah ditemukan masyarakat diminta untuk tetap menjaga protokol kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan hingga diumumkan bahwa pandemi Covid-19 sudah berakhir.

Selanjutnya: Vaksin Covid-19 akan dipasangi barcode, untuk apa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×