kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intervensi di BUMN bisa runtuhkan kepercayaan investor


Kamis, 03 Mei 2018 / 14:53 WIB
Intervensi di BUMN bisa runtuhkan kepercayaan investor
ILUSTRASI. Menteri BUMN Rini Soemarno tinjau proyek kereta cepat Indonesia China


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) didesak segera merespons kasus beredarnya dugaan rekaman percakapan Menteri BUMN dan Dirut Pertamina Sofyan Basir yang diduga membahas fee proyek LNG di Banten. 

Rekaman percakapan itu dinilai jadi bukti bermasalahnya pengelolaan BUMN dan akan mengurangi kepercayaan investor berinvestasi di Indonesia.

Abra el Talattov, Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), menilai, dalam rekaman percakapan itu juga kental nuansa kolusi karena Rini diduga berusaha memuluskan sepak terjang kakaknya, mendapat kue fee proyek BUMN.

“Percakapan yang kental nuansa kolusi, menunjukkan adanya intervensi yang tidak sehat di BUMN,” kata Abra dalam keterangan yang diterima KONTAN, Kamis (3/5). 

Menurut dia, investor akan melihat kasus rekaman Menteri Rini sebagai preseden buruk. Sebab, BUMN akan dinilai tidak fleksibel karena selalu diatur-atur dan akhirnya investor bisa enggan membiayai proyek-proyek BUMN.

Selain itu, kata Abra, rekaman Rini-Sofyan juga mencoreng citra pemerintah dan bisa berdampak pada sulitnya mendapat kepercayaan investor.

“Karena jatuh rugi BUMN, kan, yang akan nanggung pemerintah. Yang bisa dilihat langsung dari kasus ini adalah citra-citra BUMN akan memburuk di mata investor,” kata Abra.

Saat pemerintah kehilangan kepercayaan investor, lanjut Abra, maka dampak buruk selanjutnya akibat perbuatan Rini adalah tersendatnya aliran modal untuk menjalankan berbagai proyek strategis. 

Dia bilang, ketika investor ragu untuk investasi pada akhirnya aliran modal semakin sulit, kurs rupiah akan tertekan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×