kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penjelasan BMKG soal perubahan informasi kekuatan gempa Banten


Sabtu, 03 Agustus 2019 / 18:56 WIB
Ini penjelasan BMKG soal perubahan informasi kekuatan gempa Banten


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gempa Banten terjadi pada Jumat (2/8) pukul 19.03 WIB. Awalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis, kekuatan gempa Banten adalah magnitudo 7,4 dengan kedalaman 10 kilometer dengan pusat di 147 km arah barat daya Sumur, Banten.

BMKG juga menyebut gempa ini berpotensi tsunami. Namun, setelah dilakukan sejumlah pemutakhiran, ada perubahan sejumlah data mengenai gempa Banten.

Baca Juga: BMKG: Jangan percaya hoaks gempa magnitudo 9,0 pasca-gempa Banten

Setelah direvisi, BMKG menyebut kekuatan gempa magnitudo 6,9 dengan kedalaman gempa 48 kilometer. Selain itu, episenter gempa terletak pada koordinat 7,32 LS dan 104,75 BT, atau tepatnya, berlokasi di laut pada jarak 164 km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang.

Mengapa bisa ada revisi data setelah gempa terjadi?

Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono menyebutkan, pembaruan informasi besaran kekuatan gempa bukan revisi, tetapi update. Ia menyebutkan, informasi yang keluar awal usai gempa yang terjadi adalah info cepat BMKG kepada masyarakat.

“Sebelum 5 menit (usai gempa) kami harus mengeluarkan info. Saat itu, data belumlah terkumpul semua sebelum 5 menit itu,” ujar Daryono kepada Kompas.com, Sabtu (3/8).

Baca Juga: Gempa sering mengguncang Indonesia, apa yang harus dilakukan?

Dia mengatakan, BMKG menganalisa terlebih dahulu gempa-gempa yang ada di sekitar pusat gempa yang terjadi. Setelah itu, dilanjutkan dengan analisa sensor gempa yang jauh dari pusat.

“Kami punya 270 lebih sensor gempa. Kalau di waktu tersebut belum semua sensor selesai digarap. Itu baru yang dekat-dekat pusat gempa. Sehingga magnitudonya besar-besar dan dirata-rata. Rata-rata yang didapat jumlahnya besar. Setelah lebih dari 9 menit, ada lebih 50 sensor yang dikerjakan. Baru kemudian keluarlah 6,9," papar Daryono.

Baca Juga: Sebanyak 12 rumah di Aceh Utara rusak dihantam puting beliung

BMKG, lanjut dia, menjalankan SOP yang ada dan berupaya memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Akan tetapi ia mengatakan, hal ini kerap kali menjadikan BMKG mendapatkan beragam komentar.

“Kami telanjur mengeluarkan info cepat. Tapi kemudian info itu kami update. Kami itu sebetulnya ingin melakukan SOP supaya masyarakat bisa segera mendapatkan info. Tapi, dampaknya kami kerap di-bully,” kata Daryono.

Baca Juga: Update gempa Banten: Sebanyak 200 bangunan rusak di wilayah terdampak

Pada gempa Banten, pantauan BMKG, guncangan gempa ini dirasakan di Lebak dan Pandeglang IV-V MMI; Jakarta III-IV MMI; Bandung, Serang, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Purwakarta, Bantul, Kebumen, II-III MMI; Nganjuk, Malang, Kuta, Denpasar, II MMI. (Nur Rohmi Aida)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengapa Ada Perubahan Informasi Kekuatan Gempa seperti pada Gempa Banten? Ini Penjelasan BMKG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×