kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri gula rafinasi kantongi izin impor 1,1 juta ton untuk semeter I 2020


Rabu, 05 Februari 2020 / 20:25 WIB
Industri gula rafinasi kantongi izin impor 1,1 juta ton untuk semeter I 2020
ILUSTRASI. Industri gula rafinasi kantongi izin impor 1,1 juta ton untuk semeter I 2020


Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat jadi polemik, akhirnya sejumlah perusahaan anggota Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) mendapat izin impor gula  dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebesar 1,1 juta ton. Gula impor ini diproyeksikan akan masuk mulai pekan depan ke Indonesia. 

Ketua AGRI Bernardi Dharmawan mengatakan, surat persetujuan impor (PI) gula tersebut telah diterbitkan pada 31 Januari 2020. Nantinya gula yang diimpor itu digunakan untuk diproduksi menjadi gula kristal rafinasi (GKR). Ia mengatakan, izin impor itu digunakan untuk semester I tahun ini. Rencananya, impor akan mulai masuk pada pekan depan.

Baca Juga: Bea Cukai gagalkan penyelundupan 41 karung gula rafinasi

"Sudah diterbitkan izin impor kepada sebagian anggota AGRI untuk diproduksi jadi GKR sekitar 1,1 juta ton untuk semester 1 2020. Sekitar minggu depan sudah mulai masuk," kata Bernardi kepada Kontan, Rabu (5/2).

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman, mengatakan, dengan dikeluarkannya izin impor tersebut diharapkan dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri.

"Namun akan review terus. Kalau tidak cukup akan kami sampaikan ke pemerintah," kata Lukman kepada Kontan.

Baca Juga: Industri mamin waswas pasokan stok gula menjelang ramadan nanti

Lukman mengatakan, perkiraan kebutuhan untuk gula konsumsi tahun ini sekitar 2,7 juta sampai 2,8 juta ton. Sedangkan kebutuhan gula untuk industri diperkirakan sebanyak 3,1 juta ton hingga 3,2 juta ton. "Produksi dalam negeri tahun lalu sekitar 2.2 juta ton," kata Lukman.




TERBARU

[X]
×