kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks manufaktur naik karena permintaan tinggi jelang puasa dan lebaran


Selasa, 02 April 2019 / 22:03 WIB
Indeks manufaktur naik karena permintaan tinggi jelang puasa dan lebaran


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nikkei baru saja merilis kondisi industri manufaktur di Indonesia. Berdasarkan survei tersebut, industri manufaktur pada bulan Maret 2019 mengalami ekspansi. Kondisi tersebut didukung tumbuhnya permintaan baru dalam negeri. Sebab, dalam rilis tersebut Nikkei menunjukkan adanya penurunan ekspor.

Berdasarkan analisis ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus peningkatan indeks yang ditunjukkan oleh Nikkei bersifat jangka pendek. Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan permintaan barang menjelang puasa dan lebaran.

"Kalau indeks meningkat maka ada peningkatan dari sisi produksi dan konsumsi. Sedangkan produsen akan meningkatkan produksinya apabila ada peningkatan permintaan," jelas Heri saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (2/4).

Di sisi lain, peningkatan indeks manufaktur juga didukung ole kondisi yang stabil. Dari sisi global, sejak awal tahun tidak ada goncangan yang berarti. Dari dalam negeri inflasi juga masih terkendali.

Apabila kondisi masih stabil dan siklus permintaan masih tinggi menjelang puasa dan lebaran maka Heri memprediksi indeks manufaktur pada kuartal II juga akan meningkat.

"Biasanya memasuki bulan puasa, satu bulan sebelum itu permintaan tinggi, di sini sektor produksi menyambut, dunia usaha menyambut," jelas dia.

Untuk itu perlu ada perhatian khusus jelang puasa dan lebaran yakni menjaga stabilitas harga. Pemerintah perlu waspada terhadap ancaman kelangkaan barang sebab di seluruh daerah bahkan pelosok akan terjadi lonjakan permintaan. Terutama untuk pakaian, alas kaki, dan makanan jadi. "Pemantauan pasar perlu dilakukan," imbuhnya.

Sebab bila terjadi kelangkaan barang, maka sektor industri manufaktur akan berdampak. Stok barang yang tidak memadai akan mengganggu proses distribusi ke konsumen. Kendati demikian, Heri menilai pembangunan infrastruktur sudah mulai membuat pendistribusian semakin efektif. Sayangnya, kondisi ini masih belum terlihat pada perubahan harga yang lebih murah.

Lebih lanjut, untuk menghadapi kondisi global yang mengalami perlambatan maka industri perlu melakukan optimalisasi pasar dalam negeri. Pangsa pasar dalam negeri jangan sampai dikuasai oleh produk impor.

Pemerintah harus melakukan sinergi antar kementerian dan lembaga terkait untuk mendorong perusahaan terus melakukan ekspansi.

Antara lain memperbaiki industri hulu sehingga bahan baku tidak lagi tergantung pada impor dan peningkatan kualitas tenaga kerja dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×