kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga akhir 2018, kontribusi PNBP BLU capai Rp 53,4 triliun


Selasa, 26 Februari 2019 / 16:14 WIB
Hingga akhir 2018, kontribusi PNBP BLU capai Rp 53,4 triliun


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) terus meningkat dari tahun ke tahun. Akhir tahun lalu, Kementerian Keuangan mencatat total pendapatan BLU mencapai Rp 53,4 triliun yang masuk ke dalam pos penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Realisasi pendapatan BLU di tahun 2018 mengalami pertumbuhan 13,35% dibandingkan tahun sebelumnya (yoy) yang hanya sebesar Rp 47,34 triliun. Pendapatan BLU tersebut bahkan melampaui target dalam APBN 2018 hingga 123,9% dari sebelumnya hanya sebesar Rp 43,30 triliun.

Dari aspek kinerja keuangan tahun lalu, Direktur Jenderal Perbendaharaan Marwanto mengungkapkan, sebanyak 74% dari seluruh BLU mampu melampaui pendapatan tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari peningkatan porsi pendanaan BLU dibanding APBN atau rupiah murni dari tahun 2012 sebesar 53,7%, meningkat menjadi 75,2% di 2018.

Dari aspek kinerja pelayanan pada dimensi pendidikan, kata Marwanto, perguruan tinggi negeri (PTN) BLU saat ini mampu melayani sebanyak lebih dari 1 juta mahasiswa. Sementara, pengguna layanan BLU atau BLUD kesehatan telah mencapai 34 juta orang.

"PTN BLU yang jumlahnya 2,7% dari seluruh PTN mampu mendidik 15% dari seluruh mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia. Begitu juga dengan rumah sakit BLU yang jumlahnya 38,7% dari seluruh rumah sakit Indonesia mampu melayani 58,6% populasi. Ini sebuah prestasi," terang Marwanto.

Selain itu, BLU juga beperan dalam proyek strategis nasional dan event internasional, seperti pembangunan serat optik Palapa Ring, pemberdayaan UMKM, dan program B20.

Marwanto menjelaskan, meningkatnya pendapatan BLU dari tahun ke tahun tak terlepas dari efisiensi yang telah dilakukan selama ini. 

Dengan fleksibilitas yang dimiliki BLU sesuai dengan landasan hukumnya, BLU dapat langsung memanfaatkan penerimaan PNBP-nya untuk kebutuhan rencana kerja atau rencana belanja yang telah diperkirakan sejak awal tahun.

"Sekarang BLU makin efisien karena mencoba menjalankan sinergi dan kolaborasi," katanya.

Kendati begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan, sejatinya BLU bukanlah entitas yang beorientasi pada keuntungan atau penghasilan, melainkan pada pelayanan masyarakat. Di saat yang sama, BLU juga harus mampu memiliki perilaku layaknya korporat terutama dalam hal tata kelola, efisiensi, dan akuntabilitas agar pelayanan bisa terus berkelanjutan.

Meski kontribusi PNBP BLU terus meningkat, Sri Mulyani mendorong BLU untuk tetap mengoptimalisasi pengelolaan aset melalui kolaborasi dan sinergi antar BLU.

"BLU masih banyak yang pengelolaan asetnya belum optimal, disimpan untuk institusinya sendiri. Kami terus mengingatkan agar seluruh aset harus produktif, termasuk penggunaan barang yang berkolaborasi dengan BLU lainnya," ujar Sri Mulyani, Selasa (26/2).

Hingga saat ini terdapat 218 BLU pemerintah pusat serta 1.070 BLU tingkat daerah yang tersebar di 32 provinsi di Indonesia. Menurut catatan Kemkeu, BLU pemerintah pusat terdiri dari 92 BLU pendidikan, 88 BLU kesehatan, 25 BLU barang jasa lainnya, 9 BLU pengelola dana, dan 4 BLU kawasan.

Kemkeu mencatat, BLU telah mengelola sekitar 155.000 atau 16,8% dari total aparatur sipil negara (ASN). BLU juga mengelola aset sebesar lebih dari Rp 800 triliun atau 14,6% dari total aset pemerintah pusat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×