kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gubernur BI yakin program pemulihan ekonomi nasional bisa ungkit ekonomi Indonesia


Kamis, 07 Mei 2020 / 15:24 WIB
Gubernur BI yakin program pemulihan ekonomi nasional bisa ungkit ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan konferensi pers melalui fasilitas live streaming di Jakarta


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi fokus pemerintah mampu ungkit perekonomian Indonesia di tengah pandemi virus corona (Covid-19) ini. 

Gubernur BI Perry Warjiyo pun mengatakan, bila pemerintah membutuhkan dana likuiditas untuk program ini, pemerintah bisa menggunakan dana likuiditas yang telah digelontorkan oleh BI. Bila kurang pun, bank sentral mengaku siap untuk memberi tambahan likuiditas lagi. 

Baca Juga: Mekanisme BI masuk ke pasar perdana sesuai dengan mekanisme yang disepakati

"Kemarin kami sudah Quantitative Easing (QE) RP 503,8 triliun. Kenapa belum berpengaruh ke sektor riil? Ya karena ini tugas kebijakan fiskal. Makanya, kalau dalam kebijakan tersebut butuh dana likuiditas, bisa menggunakan dana likuditas yang tadi dan kalau kurang, bisa hitung-hitung lagi," kata Perry, Rabu (6/5) via video conference

Selain dengan PEN tersebut, Perry juga mengapresiasi langkah pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat, khususnya lewat penyaluran bantuan sosial (bansos) dan program-program pemulihan kegiatan usaha. 

Ke depan, Perry tak menutup kekhawatirannya akan kondisi perekonomian Indonesia. Apalagi perekonomian di kuartal II yang menurutnya sangat terdampak. Namun, ia yakin di semester II tahun ini, ekonomi Indonesia bisa perlahan pulih. 

Baca Juga: Minim sentimen positif, begini proyeksi IHSG pada kuartal II-2020

Bahkan, ia juga yakin ekonomi Indonesia bisa meroket di tahun 2021. Prediksinya, ekonomi bisa melambung ke 6,6% yoy hingga 7,1% yoy dengan catatan defisit fiskal menyempit di kisaran 3% - 4% dari PDB. 

"Intinya, memang dampak Covid-19 berdampak pada perekonomian. Tetapi dengan stimulus fiskal pemerintah, kebijakan moneter BI, dan restrukturisasi kredit dari OJK, maka insya Allah kita mengurangi dampak dari Covid-19 ke perekonomian Indonesia," tandas Perry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×