kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,95   -19,57   -2.09%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gubernur BI: Rupiah masih undervalued dan berpotensi terus menguat atas dolar AS


Kamis, 18 Juni 2020 / 16:56 WIB
Gubernur BI: Rupiah masih undervalued dan berpotensi terus menguat atas dolar AS
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo mengumumkan penurunan suku bunga acuan 25 basis poin ke level 4,25% dalam konferensi pers daring, Kamis (18/6)


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan, kurs rupiah cenderung menguat atas dolar AS. Kamis (18/6), nilai tukar rupiah menguat tipis 0,03% ke level Rp 14.078 per dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus menguat seiring berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik.

Perry menyampaikan, sampai dengan 17 Juni 2020, nilai tukar rupiah menguat 3,75% secara point to point atau 5,69% secara rerata dibandingkan dengan level Mei 2020. Namun, rupiah masih terdepresiasi 1,42% bila dibandingkan dengan level akhir 2019.

Baca Juga: BI pangkas bunga acuan, rupiah hari ini ditutup naik tipis ke Rp 14.078 per dolar AS

Menurut Perry, penguatan rupiah ini ditopang meredanya ketidakpastian pasar keuangan global serta tingginya daya tarik aset keuangan domestik dan terjaganya kepercayaan investor asing terhadap prospek kondisi ekonomi Indonesia.

“Bank Indonesia memandang level nilai tukar rupiah secara fundamental masih undervalued sehingga berpotensi terus menguat dan dapat mendukung pemulihan ekonomi domestik,” kata Perry dalam live conference, Kamis (18/6).

Adapun penguatan nilai tukar rupiah ini didukung beberapa faktor fundamental, seperti inflasi yang rendah dan terkendali, defisit transaksi berjalan yang rendah, imbal hasil aset keuangan domestik yang kompetitif, dan premi risiko Indonesia yang mulai menurun.

Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar rupiah, BI terus mengoptimalkan operasi moneter untuk memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan ketersediaan likuiditas baik di pasar uang maupun pasar valas.

Baca Juga: BI pangkas suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 4,25%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×