kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gubernur BI beberkan strategi agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tak di bawah 2,3%


Kamis, 02 April 2020 / 16:00 WIB
Gubernur BI beberkan strategi agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tak di bawah 2,3%
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan konferensi pers melalui fasilitas live streaming di Jakarta, Selasa (31/3/2020).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini tidak akan lebih rendah dari 2,3% meski mendapat tekanan dari penyebaran virus corona atau Covid-19.

"Kami berupaya keras untuk mencegah agar pertumbuhan ekonomi tidak turun di bawah 2,3%. Kami lakukan dengan memberi langkah stimulus fiskal juga moneter sehingga pertumbuhan ekonomi minimal 2,3% atau bisa di atas itu," tegas Gubernur BI Perry Warjiyo, Rabu (2/4).

Baca Juga: BI belum ada rencana mewajibkan konversi hasil devisa ekspor ke rupiah

Meski begitu, pemerintah bersama bank sentral juga mempersiapkan skenario pertumbuhan ekonomi terburuk. Bahkan, menurut menteri keuangan (menkeu) Sri Mulyani Indrawati, ekonomi terburuk bisa berada hingga minus 0,4%.

Namun, Perry mengatakan bahwa skenario terburuk tersebut merupakan what if scenario dan hanya sebagai langkah antisipasi, bukan proyeksi. Skenario terburuk tersebut juga bisa dicegah dengan guyuran stimulus yang diberikan oleh pemerintah juga BI.

Salah satunya, adalah dengan stimulus fiskal teranyar yang digelontorkan oleh pemerintah sejumlah Rp 405 triliun. Stimulus ini dicurahkan untuk bidang kesehatan sebesar Rp 75 triliun dan perlindungan sosial sebesar Rp 110 triliun.

Baca Juga: Apa itu Pandemic Bonds? Ini kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo

Tak hanya itu, stimulus ini juga diperuntukkan bagi insentif perpajakan dan stimulus Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 70,1 triliun dan Rp 150 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional.




TERBARU

[X]
×