kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,47   -12,05   -1.29%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fitch Solutions proyeksi pembiayaan APBN 2020 meningkat akibat sentimen covid-19


Kamis, 27 Februari 2020 / 18:56 WIB
Fitch Solutions proyeksi pembiayaan APBN 2020 meningkat akibat sentimen covid-19
ILUSTRASI. Virus corona bikin pembiayaan APBN 2020 membengkak


Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Solutions dalam riset terbarunya memproyeksi pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 akan membesar sepanjang tahun ini. 

Sebab, lembaga riset risiko negara dan industri ini memandang APBN akan mengalami pelebaran defisit hingga 2,5% dari PDB akibat melambatnya perekonomian di tengah sentimen covid-19. 

Laporan Fitch Solutions Country Risk & Industry Research  menyebut, penerimaan negara akan menghadapi tekanan  pada tahun ini. Fitch Solutions bahkan memprediksi, penerimaan hanya akan tumbuh 3% yoy dibandingkan dengan target pemerintah yang sebesar 13% yoy.  

Oleh karena itu, pembiayaan yang dibutuhkan juga akan meningkat. Meski Fitch Solutions menilai profil utang Indonesia masih relatif terkelola dengan aman. 

Baca Juga: Gara-gara efek virus corona, Fitch prediksi penerimaan APBN 2020 cuma naik 3%

“ Mayoritas utang baru pemerintah terbit dalam denominasi rupiah, dengan rata-rata jatuh tempo 9 tahun. Ini menurunkan risiko eksposur pada volatilitas mata uang asing yang akan terjadi dalam jangka pendek ini seiring dengan meningkatnya risiko,” tulis laporan itu. 

Di samping itu, total rasio utang pemerintah hingga akhir 2019 lalu juga dianggap masih cukup aman, jauh di bawah batas yang dimandatkan Undang-Undang sebesar 60%.

Rasio utang terhadap PDB Indonesia yang masih di kisaran 30% juga relatif lebih rendah dibandingkan rasio utang Thailand 35%, Filipina 40,2%, dan Malaysia 72% terhadap PDB masing-masing. 

Adapun, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui, defisit APBN 2020 memang akan lebih tinggi dari yang ditargetkan pemerintah yaitu 1,76% PDB. Oleh karena itu, ia tak memungkiri dibutuhkan pembiayaan lebih untuk menutupi defisit fiskal tersebut. 

Namun Sri Mulyani bilang, pemerintah hari-hari ini diuntungkan oleh era suku bunga global yang sangat rendah. 

Baca Juga: Fitch Solution Group prediksi defisit APBN 2020 capai 2,5% dari PDB

“Hari-hari ini kami bisa  issue obligasi pemerintah tenor 30 tahun dengan suku bunga bahkan di bawah 3%. Kemarin kami terbitkan dalam euro juga bunganya hanya 1,9%. Artinya untuk melakukan  countercyclical, biaya kami sekarang relatif lebih kecil,” tutur Sri Mulyani kemarin. 

Bendahara negara itu menegaskan, pembiayaan memang menjadi konsekuensi dari upaya pemerintah mengelola APBN untuk menopang perekonomian di tengah potensi perlambatan (countercyclical). Sri Mulyani memastikan, pemerintah tetap mengelola anggaran, terutama pembiayaan, secara hati-hati dan kredibel sembari tetap merespon kebutuhan perekonomian yang dinamis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×