kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,11   -7,25   -0.78%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Faisal Basri: Sudah diingatkan, bansos tunai lebih efektif ketimbang bansos sembako


Senin, 07 Desember 2020 / 16:07 WIB
Faisal Basri: Sudah diingatkan, bansos tunai lebih efektif ketimbang bansos sembako


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Faisal Basri ikut angkat bicara soal kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) Covid-19 yang menyeret Menteri Sosial Juliari Peter Batubara sebagai tersangka.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerapkan Juliari Batubara sebagai tersangka korupsi dana bansos di Jabodetabek. Hal itu merupakan lanjutan dari operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK atas pejabat Kementerian Sosial sebelumnya.

Faisal Basri menegaskan, dirinya telah mengingatkan pemerintah agar tidak mengunakan paket sembako untuk membantu masyarakat miskin dan masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

“Sudah diingatkan jauh hari, jangan gunakan paket sembako untuk bantu rakyat miskin dan terdampak Covid-19,” tulis Faisal dalam akun twitter miliknya, Senin (7/12).

Baca Juga: Inilah pasal yang menjerat Menteri Sosial Juliari Batubara, adakah hukuman mati?

Faisal sudah mengingatkan pemerintah sejak lima bulan lalu alias pada bulan Juli 2020. Ia menyampaikan, untuk membantu penduduk terdampak Covid-19 yang paling rentan, pemerintah menyalurkan paket sembako senilai Rp 43,6 triliun. Ada lagi pos logistik/pangan/ sembako senilai Rp 25 triliun. Jadi, setidaknya bantuan berupa nontunai senilai Rp 68,6 triliun.

“Dana hampir Rp 70 triliun itu bisa lebih tepat sasaran jika dikonversi dalam bentuk uang tunai,” katanya.

Faisal menyebutkan tiga alasan mengapa dirinya lebih setuju bahwa bantuan tunai lebih efektif dibandingkan dengan bantuan sembako. Pertama, uang tunai bisa dibelanjakan di warung tetangga atau di pasar rakyat/ tradisional, sehingga perputaran uang di kalangan pengusaha kecil, mikro, dan ultra-mikro bertambah secara signifikan.

Kedua, pengadaan sembako yang terpusat lebih membutuhkan ongkos tambahan seperti untuk transportasi, pengemasan, petugas yang terlibat, serta beragam biaya administrasi dan pelaporan. “Akibatnya penerima tidak memperoleh penuh haknya, tidak sebanyak dana yang dialokasikan,” ujarnya,

Ketiga, kebutuhan setiap keluarga memiliki perbedaan. Misalnya saja beras dan gula yang justru tidak cocok dikonsumsi untuk penderita diabetes. Sehingga keluarga yang memiliki bayi atau anak balita dapat membeli susu jika diberikan uang tunai.

Selanjutnya: KPK menyelidiki kasus dugaan korupsi Mensos Juliari Batubara sejak Juli 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×