kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Faisal Basri belum melihat strategi jangka pendek & menengah pemerintah atasi Covid


Kamis, 01 Oktober 2020 / 21:39 WIB
Faisal Basri belum melihat strategi jangka pendek & menengah pemerintah atasi Covid
ILUSTRASI. Tongam Lumban Tobing, Ketua Satgas Waspada Investasi


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri hingga kini belum melihat strategi jangka pendek dan menengah dari pemerintah untuk menekan angka penularan Covid-19 di Indonesia.

Menurutnya, hingga saat ini pemerintah lebih mengandalkan jalan pintas (by pass) berupa vaksin yang sayangnya, belum tahu akan efektif atau tidak.

“Kalau begini, semua sektor akan terhempas. Semua sektor pertumbuhan akan merah. Mungkin cuma sektor komunikasi dan informasi saja yang hijau karena makin banyak yang menggunakan,” ujar Faisal dalam video conference, Kamis (1/10).

Baca Juga: Faisal Basri sebut kasus Covid-19 bisa tembus 1 juta bila pilkada tetap jalan

Selama ini pun, pemerintah mengandalkan jumlah testing untuk mengetahui jumlah orang yang terjangkit Covid-19. Sayangnya, bila orang terindikasi positif, proses tracing kontak tidak dilakukan dengan maksimal.

Ia mengungkapkan, di skala nasional, bila satu orang positif Covid-19, tracing yang dilakukan berhenti hingga 3 orang yang melakukan kontak terakhir. Bahkan, di Jakarta kurang dari 2 orang.

“Jadi apa gunanya testing kalau tidak ditelusuri ? Inilah penyebab Covid-19 bisa menjalar terus. 11 hari bertambah 50 ribu. Padahal dulu awalnya 113 hari baru tambah 50 ribu,” tandasnya.

Selanjutnya: Faisal Basri nilai pemerintah dan BI frustrasi hadapi pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×