kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi global melambat, pengusaha tak akan ekspansi besar-besaran


Rabu, 16 Oktober 2019 / 19:49 WIB
Ekonomi global melambat, pengusaha tak akan ekspansi besar-besaran
Rosan P. Roslani selaku Chairman Recapital Advisors saat ditemui di Mandarin Orinetal, Jakarta, Senin (4/9).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. International Monetary Fund (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) October 2019, IMF memperkirakan ekonomi global tahun ini hanya tumbuh 3%.

Proyeksi ini menurun dari proyeksi Juli lalu yang sebesar 3,2%.

Baca Juga: APBN masih jadi andalan pemerintah menghadapi pelemahan pertumbuhan ekonomi

Adanya proyeksi terkait pertumbuhan ekonomi global dari IMF maupun lembaga lain, menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani, menjadi signal bagi pelaku usaha dan pemerintah.

Menurutnya, laporan ini pun menunjukkan permintaan global akan tetap landai. "Kalau kita tahu demand akan flat, tentunya kita tidak akan ekspansi besar-besaran. Mungkin tetap akan tumbuh di beberapa bidang, tetapi di beberapa bidang lain akan mengalami perlambatan," tutur Rosan, Rabu (16/10).

Menurut Rosan, melihat pertumbuhan global yang masih melambat, maka pelaku usaha akan terus berupaya melakukan efisiensi. Sehingga, nantinya dunia usaha bisa mendapatkan keuntungan yang lebih baik saat perekonomian dunia kembali membaik.

Rosan berharap, di tengah kondisi ekonomi yang melambat, pemerintah juga mendukung dunia usaha dengan mengeluarkan berbagai kebijakan bersifat merelaksasi berupa pemberian insentif fiskal dan moneter.

Baca Juga: Perusahaan kasino AS jual dua asetnya senilai US$ 5 miliar untuk bayar utang

"Saat ekonomi sudah baik, dikencangkan lagi tidak masalah. Tetapi harus disesuaikan kalau ekonomi lagi naik atau turun, jadi tidak bisa satu kebijakan untuk satu keadaan ekonomi yang sama," ujar Rosan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×