kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Pengaruh Brexit ke ekonomi Indonesia tak signifikan


Minggu, 02 Februari 2020 / 23:14 WIB
Ekonom: Pengaruh Brexit ke ekonomi Indonesia tak signifikan
ILUSTRASI. Inggris akhirnya resmi meninggalkan Uni Eropa


Reporter: Umar Tusin | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menurut Ekonom Institute Development of Economics and Finance Berly Martawardaya  keluarnya Inggris dari Uni Eropa atawa Brexit yang resmi per 1 Februari lalu hampir tidak berpengaruh bagi perekonomian Indonesia.

“Hampir tidak ada, karena ekspor Indonesia ke Inggris di bawah 5% dan kecil sekali,” ujar Berly saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (2/2).

Akan tetapi Berly bilang, posisi Indonesia bisa cukup kuat untuk membahas perjanjian kerjasama ekonomi karena Inggris berada di posisi yang lebih membutuhkan. 

Terlebi, Negeri Ratu Elisabeth tersebut perlu menjalin kerjasama lebih erat dengan negara-negara lain khususnya negara yang di luar commonwelth. Dari sisi komoditas, Berly mengatakan komoditas yang memiliki potensial tinggi adalah hasil pertanian, karet, dan produk-produk seafood.

Baca Juga: Kerjasama perdagangan Indonesia-Inggris berpotensi terbuka lebar pasca brexit

Di sisi lain, ekonom Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi mengatakan, Brexit akan berdampak langsung dan tidak langsung di sektor perdagangan dan finansial. 

Dampak langsung bisa terlihat pada ekspor Indonesia ke Inggris dan terhadap investasi portofolio ke Indonesia. Menurut Eric, Inggris bukan negara tujuan utama ekspor Indonesia dan bukan investor utama di foreign direct invesment (FDI) dan foreign portofolio invesment (FPI) di Indonesia.

Sementara dampak tidak langsungnya adalah melalui resiko perlambatan ekonomi global. Eric mengatakan, Brexit akan memperlambat pertumbuhan ekonomi Inggris dan Uni Eropa karena ada ketidakpastian mengenai arus barang, jasa, dan tenaga kerja. Padahal Uni Eropa dan Inggris adalah tujuan ekspor banyak negara di dunia.

Dari sektor bursa saham, Eric mengatakan Brexit mempunyai pengaruh negatif. Akan tetapi, untuk saat ini relatif terbatas karena para pelaku pasar sudah mengantisipasi setelah ada kejelasannya Perdana Menteri Boris Johnson dan partai konservatif yang cukup kuat untuk menghantarkan Brexit.

Baca Juga: Dubes Inggris sebut ada peluang peningkatan kerjasama dengan Indonesia pasca brexit

“Jadi pasar tidak kaget lagi, yang lebih menjadi concern para pelaku bursa global malah virus corona, bukan Brexit,” ujar Eric, Minggu (2/2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×