kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Ketergantungan terhadap asing meningkat


Kamis, 28 September 2017 / 20:33 WIB
Ekonom: Ketergantungan terhadap asing meningkat


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan ketergantungan Indonesia terhadap asing masing meningkat. Hal itu sejalan dengan meningkatnya net kewajiban pada Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia.

Bank Indonesia melaporkan, PII Indonesia mencatat net kewajiban sebesar US$ 350,2 miliar pada akhir kuartal 2017 atau 35,7% terhadap produk domestik bruto (PDB). Posisi itu naik US$ 15,6 miliar dari posisi net kewajiban pada akhir kuartal sebelumnya.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), peningkatan net kewajiban PII Indonesia tersebut disebabkan oleh peningkatan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang melampaui peningkatan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).

Posisi net kewajiban terjadi pada semua komponen PII, kecuali cadangan devisa. Net kewajiban tertinggi dialami oleh komponen investasi portofolio, diikuti oleh komponen investasi langsung, investasi lainnya, dan derivatif finansial.

"Kalau (net kewajiban) karena FDI, baik. Kalau karena portofolio berarti utang. Tetapi secara umum kalau kewajiban besar, berarti ketergantungan kita terhadap asing meningkat," kata Lana kepada KONTAN, Kamis (28/9).

Sebab kata dia, untuk memenuhi kewajiban tersebut, Indonesia harus menambah kewajiban yang lebih besar. Kecuali, kewajiban itu digunakan untuk menghasilkan output yang produktif yang lebih besar dari kewajiban itu.

"Misal utang meningkat, digunakan untuk yang produktif enggak? Kalau bisa hasilkan output lebih baik, berarti bisa bayar, itu bagus. Kalau dibayar pakai utang lagi, pertanyaannya, apakah keewajiban itu digunakan untuk produktif? karena selama ini sebagian besar utang kita digunakan untuk menutup defisit," tambah dia.

Lana juga mengatakan, sebaiknya, persentase kenaikan aset lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan kewajiban, meski secara nominal besaran aset lebih rendah dari besaran kewajiban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×