kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Bank Permata prediksi Bank Indonesia pertahankan suku bunga acuan 4%


Senin, 12 Oktober 2020 / 18:15 WIB
Ekonom Bank Permata prediksi Bank Indonesia pertahankan suku bunga acuan 4%
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, Bank Indonesia (BI) akan kembali mempertahankan suku bunga acuan alias BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI7-DRRR) di level 4% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 12-13 Oktober. 

"Dengan mempertimbangkan tingginya ketidakpastian eksternal yang masih mendorong keluarnya dana asing di pasar keuangan negara berkembang, terkait tambahan stimulus fiskal Amerika Serikat (AS), pemilihan presiden AS, pemulihan ekonomi domestik, serta penanganan Covid-19 di dalam negeri," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (12/10).

Selain itu, volatilitas nilai tukar rupiah cenderung meningkat membuat BI lebih waspada. Memang pergerakan mata uang Garuda di akhir September hingga awal Oktober ini terlihat lebih liar. 

Di sisi lain, investor asing yang masih membukukan net sell di pasar saham meskipun kepemilikan investor asing pada Surat Berharga Negara (SBN) cenderung meningkat dalam sebulan terakhir ini juga jadi pertimbangan bank sentral dalam mengambil keputusan terkait suku bunga. 

Baca Juga: Masih ada ketidakpastian, LPEM FEB UI sarankan BI tahan suku bunga acuan

Di samping itu, langkah penahanan suku bunga acuan juga perlu mempertimbangkan aktivitas ekonomi khususnya sisi permintaan yang masih lemah. Ini terindikasi dari rendahnya inflasi tahunan yang dipengaruhi oleh mobilitas masyarakat yang terbatas, apalagi setelah pemerintah daerah DKI Jakarta memberlakukan PSBB lanjutan.

"Penurunan suku bunga kebijakan BI saat ini belum akan terlalu mendorong peningkatan aktivitas ekonomi yang lebih signifikan mengingat perilaku konsumsi masyarakat yang masih dipengaruhi oleh perkembangan kasus Covid-19 di dalam negeri," tambah Josua.

Lebih lanjut, dia pun melihat kalau penurunan suku bunga acuan BI sebesar 100 basis poin (bps) sejak awal tahun ini bahkan belum berimplikasi pada peningkatan permintaan kredit perbankan.

Untuk itu, Josua lebih menyarankan agar bank sentral saat ini fokus dalam mengoptimalkan kebijakan quantitative easing (QE) serta bauran kebijakan lainnya untuk mendorong stabilitas nilai tukar rupiah.

Selanjutnya: BI diprediksi tahan suku bunga, IHSG bisa lanjut reli pada Selasa (13/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×