kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Baru dua bulan, sudah terjadi 513 bencana di Indonesia


Jumat, 02 Maret 2018 / 21:22 WIB
Baru dua bulan, sudah terjadi 513 bencana di Indonesia
ILUSTRASI.


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama dua bulan pertama 2018, ratusan bencana sudah terjadi. Dalam catatan Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB), dalam dua bulan, terjadi 513 kejadian bencana. 

Rinciannya, puting beliung 182 kejadian, banjir 157, longsor 137, kebakaran hutan dan lahan 15, kombinasi banjir, dan tanah longsor 10 kejadian.

Selain itu, gelombang pasang dan abrasi 7 kejadian, gempa bumi merusak 3 kali, dan erupsi gunung api 2 kali. 

Dampak yang ditimbulkan oleh bencana selama kurun waktu 2 bulan tersebut adalah 72 jiwa meninggal dunia dan hilang.

Ada juga 116 jiwa luka-luka, dan lebih dari 393.000 mengungsi dan menderita. Sebanyak 12.104 rumah rusak, baik yang kerusakannya berat hingga ringan. 

Bukan hanya rumah, 127 unit fasilitas pendidikan, 123 fasilitas peribadatan dan 13 fasilitas kesehatan juga tercatat rusak akibat bencana. 

Dari seluruh bencana, longsor yang dianggap paling mematikan sejak tahun 2014 hingga sekarang. 

"Longsor penuh ketidakpastian. Sulit dideteksi dan diprediksi secara pasti kapan akan terjadi longsor. Meski tanah sudah bergerak, merekah hingga lebar mencapai 50 centimeter dengan panjang ratusan meter, namun tidak segera terjadi longsor," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, dalam keterangan resminya, Jumat (2/3).

Dia bilang, perlu upaya keras untuk memulihkan kembali kualitas lingkungan. Masyarakat diimbau tetap meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi banjir, longsor dan puting beliung.

Apalagi, "potensi hujan selama Maret 2018 masih akan tetap tinggi," katanya.  Sesuai prediksi BMKG, curah hujan dengan intensitas tinggi berpotensi terjadi di Jawa Barat bagian tengah hingga timur, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Kondisi tanah jenuh air berpotensi menghadapi bencana banjir dan longsor.

Sebaliknya, di daerah yang dilintasi atau sekitar garis khatulistiwa seperti Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan  Kalimantan Tengah akan makin kering, sehingga berpotensi meningkatkan kebakaran hutan dan lahan. Sedangkan gempa bumi dan tsunami dapat terjadi kapan saja. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×