kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,10   -7,25   -0.78%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditjen Perhubungan Udara anggarkan Rp 300 miliar untuk program padat karya


Jumat, 23 Februari 2018 / 17:42 WIB
Ditjen Perhubungan Udara anggarkan Rp 300 miliar untuk program padat karya
ILUSTRASI. Menhub Budi Karya Sumadi meninjau program PKT Kemhub di Stasiun Cakung


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melaksanakan program padat karya pada tahun anggaran 2018 ini. Program padat karya dilaksanakan di lingkungan kerja Ditjen Perhubungan Udara  di 153 Bandar Udara di seluruh Indonesia.

Salah satunya diadakan di desa Curug di lingkungan Bandara Budiarto, Banten yang berada di bawah kendali Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Ditjen Perhubungan Udara.

Pekerjaan padat karya di lingkungan Ditjen Perhubungan Udara akan dilaksanakan bertahap  sepanjang tahun 2018 dengan jumlah tenaga kerja mencapai 11.982 pekerja di kalangan masyarakat pedesaan.

Untuk itu Ditjen Perhubungan Udara menyiapkan  anggaran Rp 300 miliar yang terdiri dari  upah pada pekerjaan sebesar Rp 250 miliar dan belanja barang Rp 50 miliar yang diambil dari anggaran kegiatan belanja modal APBN 2018.

Menurut Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso, program padat karya cash for work ini merupakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang pro rakyat kalangan bawah dalam pendapatan, yang disampaikan pada berbagai kesempatan dan rapat terbatas bulan November 2017 lalu.

“Prinsip pelaksanaan padat karya adalah menciptakan lapangan kerja dengan penggunaan bahan baku dan tenaga kerja lokal, di mana upah dapat diberikan secara cash atau tunai setiap akhir minggu sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Sasaran padat karya adalah masyarakat daerah setempat yang termasuk angkatan kerja produktif sesuai undang-undang ketenagakerjaan,” jelas Agus dalam keterangan resminya, Jumat (23/2).

Menurutnya, secara spesifik sasaran padat karya ini adalah warga masyarakat sekitar yang menganggur, setengah menganggur, miskin dan menjadi tulang punggung keluarga.

“Upah yang diberikan per pekerja nantinya rata-rata sebesar Rp 125.000 per hari menyesuaikan UMR dari daerah setempat. Dengan demikian mereka mendapatkan penghasilan dan bisa membiayai kehidupan sehari-hari. Dan diharapkan hal tersebut juga bisa ikut menggerakkan perekonomian di daerah lingkungan mereka,” lanjut Agus lagi.

Jenis-jenis pekerjaan yang bisa dipadatkaryakan adalah jenis pekerjaan yang bukan merupakan pekerjaan yang bersifat kompleks, sensitif, keahlian khusus.

 Misalnya adalah penanaman atau pembabatan tanaman atau pohon, pengecatan, pemeliharaan bangunan yang sifatnya sederhana, pembuatan saluran air atau drainase dalam skala kecil, pembersihan ilalang atau semak belukar dan sebagainya.

Program padat karya di lingkungan Bandara kelas I Budiarto Curug ini akan ditinjau langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pada hari Sabtu, 24 Februari 2018 besok.

Beberapa pekerjaan padat karya yang dilakukan di lingkungan Bandara Budiarto Curug di antaranya adalah penanaman pohon di area Pos I, pembersihan ilalang dan semak belukar di sekitar pagar sisi udara, perapihan pohon di sekitar area Pos 1 sampai dengan gedung kantor bandara,  pengecatan kantin dan pengecatan pagar, renovasi gedung AAB, pembersihan lokasi serapan air di area gedung AAB, perbaikan gorong-gorong di sekitar jalan inspeksi, pengecatan dan perbaikan  gedung operasional sekuriti Pos 1, serta perbaikan dan pengecatan gedung PKP-PK serta pengairan dan saluran air sawah penduduk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×