kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bulog: Label kemasan bukan fokus, melainkan stabilisasi harga beras


Rabu, 03 Oktober 2018 / 12:18 WIB
Bulog: Label kemasan bukan fokus, melainkan stabilisasi harga beras
ILUSTRASI. RASTRA UNTUK REDAM GEJOLAK HARGA


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak 25 Agustus 2018 lalu, Kementerian Perdagangan menerapkan aturan yang mewajibkan pelaku usaha untuk mencantumkan label pada kemasan beras yakni beras premium, medium dan khusus. Peraturan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 59 Tahun 2018 yang diundangkan pada 25 Mei 2018.

Namun saat ditanyakan mengenai hal ini, Bulog mengaku label kemasan bukan menjadi prioritas Bulog saat ini. “Kalau Bulog lebih konsentrasi terkait stabilisasi harga beras di pasar. Jadi kita tetap menjual beras curah di pasar. Kalau kita fokus ke masalah label dan tidak menjual (beras curah), bisa repot,” kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh, saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (3/10).

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sejauh ini Bulog merupakan produsen partai besar sehingga fokus utama bukan kepada pemberian label kemasan kecil. Menurutnya, sesuai istruksi pemerintah, Bulog memiliki tugas terpenting yakni stabilisasi harga.

“Kalau Bulog ini kan jualnya tidak melulu kemasan yang 5 kg atau 10 kg. Kami tujuan utamanya adalah harga beras yang sampai langsung ke masyarakat itu stabil. Daripada meributkan masalah label, ya tugas pokok kami stabilisasi dulu,” tegasnya.

Namun sejauh ini, ia menyebutkan bahwa label kemasan masih dalam proses sosialisasi dan sedang dilakukan penyesuaian. Tri juga menyebut sejauh ini tidak ada kendala dalam melakukan kebijakan label kemasan.

“Kami belum liat kendalanya ya. Kan masih disosialisasikan oleh Kemendag kan. Semua pelaku usaha termasuk kita pun sedang menyesuaikan juga,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Direktur Utama Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi. Ia menyebut bahwa sejauh ini stabilisasi harga pangan masih menjadi prioritas.

“Sekarang ini ada priority lain. Kita stabilisasikan harga pangan, pasokan, apalagi kemarin kemarau, kita harus siapkan banyak hal. Ini kan tahun politik jangan sampai terjadi sesuatu yang diluar kehendak kita semua. Nah mungkin prioritasnya belum sampaik kesitu (labelling) dulu,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×