Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) tengah menyempurnakan metodologi untuk meningkatkan data produksi padi di Indonesia. Sejauh ini, BPS telah selesai melakukan pengumpulan data untuk periode Januari hingga April 2018.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dalam melakukan perbaikan metodologi terebut, BPS harus melakukan pengumpulan data setiap bulannya. Setiap akhir bulan, BPS mendatangi 198.000 titik sawah yang kemudian buat pemetaan, diambil sampelnya dan mematikan koordinatnya.
Dengan demikian, "Petugas datang ke sana, dipotret pakai hp-nya, kondisi sawahnya seperti apa, apakah dia baru tanam, apakah dia sudah panen, apakah dia puso dan sebagainya. Kemudian dikirim ke sini nanti kami yang akan memperbaiki data produksi padi," kata Suhariyanto saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (24/5).
Lebih lanjut Suhariyanto mengatakan, dengan telah menyelesaikan pengumpulan data itu sampai April 2018, BPS sudah bisa mengukur potensi produksi pada tiga bulan ke depan. "Jadi kita tahu kan, sekarang ini baru umur 31 berarti akan panen dua bulan ke depan. Tapi kami masih perlu data produktivitasnya sehingga kami masih perlu waktu," tambah dia.
Adapun data produktivitas sendiri, dikumpulkan dengan cara ubinan. Jadi BPS mengambil sampel di setiap sawah dengan luas 2,5 X 2,5 meter (m). Sampel tersebut kemudian dipanen dan ditimbang. Dari situ, BPS bisa mendapatkan data produktivitas yang nanti dikalikan dengan luas panen yang sebenarnya.
Meski begitu, pihaknya optimistis perbaikan data tersebut bisa diselesaikan hingga Agustus nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
