kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPS catat pertanian tanaman pangan terkontraksi dalam, ini pemicunya


Jumat, 08 Mei 2020 / 12:33 WIB
BPS catat pertanian tanaman pangan terkontraksi dalam, ini pemicunya
ILUSTRASI. Petani merawat tanaman padinya di persawahan di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (16/4). Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis target produksi beras pada 2018 dapat tercapai sebesar 46,5 juta ton atau surplus 13,03 juta ton di atas k


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pertumbuhan pertanian tanaman pangan terkontraksi semakin dalam pada kuartal I-2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan lapangan usaha tersebut di level kontraksi 10,31% yoy.

Ini melanjutkan kontraksi pada kuartal I-2019 yang sebesar 5,93% yoy.

Baca Juga: BPS: Sekitar 42 juta penduduk sudah mengisi sensus penduduk (SP) online

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, kontraksi pertanian tanaman pangan disebabkan oleh dua hal, yaitu faktor perubahan cuaca yang ekstrim di awal tahun serta pergeseran periode panen raya.

"Panen raya di tahun lalu jatuh pada bulan Maret atau di kuartal I. Sementara di tahun ini, panen raya terjadi di bulan April atau di kuartal kedua," kata Suhariyanto, Selasa (5/5) via video conference.

Kontraksi lapangan usaha ini menjadi salah satu sebab laju pertumbuhan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi lebih rendah dari kuartal pertama tahun lalu, yaitu dari 1,82% yoy menjadi 0,02% yoy di kuartal I-2020.

Baca Juga: Kadin: Pertumbuhan industri bakal kian merosot di kuartal II-2020

Untuk itu, dengan adanya harapan panen raya di kuartal II-2020 nanti, Suhariyanto berharap kinerja lapangan usaha ini secara keseluruhan bisa membaik.

"Sehingga kita berharap sektor pertanian di kuartal II bisa berkontribusi positif untuk memperbaiki laju pertumbuhan ekonomi di kuartal II," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×