kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPKM berupaya gaet investor masuk sektor pariwisata


Senin, 11 Maret 2019 / 22:51 WIB
BPKM berupaya gaet investor masuk sektor pariwisata


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia fokus untuk mendongkrak jumlah investasi pariwisata dan ekonomi digital pada 2019 terlebih dua sektor itu menjadi perhatian banyak investor asing maupun domestik yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

Thomas Trikasih Lembong, Kepala BKPM menjelaskan, pertumbuhan pariwisata di dunia cukup tinggi mencapai 7%-7,5% pertahunnya. Hal tersebut didorong juga oleh pergeseran pengeluaran masyarakat ke arah leisure (kesenangan) termasuk pariwisata.

"Arus modal ke ekonomi digital dan startup masih menjadi andalan Indonesia sebagai penyelamat FDI atau Foregin Direct Investment yang lebih banyak lagi. Selain pada sektor-sektor lainnya,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima kontan.co.id, Senin (11/3).

Dari data BKPM, riset Google dan Temasek menyebutkan Indonesia memiliki ukuran market ekonomi digital yang besar, mencapai US$ 27 miliar dan berpotensi menjadi US$ 100 miliar pada 2025. Selain itu, aliran investasi asing pertahun yang berada di level US$ 20 miliar sampai US$ 25 miliar dengan 10% merupakan sumbangan dari sektor ekonomi digital.

Selain itu, Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Teknologi Informasi, Samsriyono Nugroho mengatakan Indonesia ditargetkan menjadi destinasi wisata berkelanjutan kelas dunia.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mendatangkan investor salah satunya dengan meningkatkan daya saing global. Salah satu yang sangat penting dilakukan adalah dengan memperbaiki regulasi dan Go Digital.

Oleh karena itu, platform digital sebaiknya mulai diterapkan karena konsumen sudah berubah jauh perilakunya menjadi semakin digital. Apalagi jika Gen Y (milenial) dan Gen Z semakin besar jumlah dan pengaruhnya.

"Kini kita mengenal istilah 'always-connected travellers' di mana pun dan kapan pun mereka saling terkoneksi dengan adanya mobile apps atau devices. Ingat, jika kita tak berubah mengikuti perubahan konsumen, kita pasti akan mati,” kata Samsriyono.

Menurutnya hal tersebut diperkuat dengan gaya hidup wisatawan dalam mencari informasi destinasi, membandingkan antar produk, memesan paket wisata, dan berbagi informasi. Semuanya telah mereka lakukan secara digital.

“Saat ini travelers melakukan pencarian produk dan berbagi informasi di industri pariwisata kini sudah sekitar 70% menggunakan media digital,” ujarnya.

Oleh sebab itu, melalui Regional Investment Forum, BKPM berharap dapat membuka jalur komunikasi antara pemda, calon investor, dan startup. Dengan demikian investasi di bidang ekonomi digital dan pariwisata bisa meningkat.

Pemerintah Indonesia sendiri melalui BKPM mengumpulkan ratusan perusahaan teknologi rintisan (start up), investor, dan pemerintah daerah dalam RIF 2019 yang digelar di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Senin (11/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×