kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BKPM jelaskan alasan Hyundai, BYD, hingga Softbank tertarik masuk ke Indonesia


Selasa, 30 Juli 2019 / 21:19 WIB
BKPM jelaskan alasan Hyundai, BYD, hingga Softbank tertarik masuk ke Indonesia


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Niat pemerintah mendapatkan aliran dana asing untuk investasi di dalam negeri, sepertinya akan berjalan mulus. Sejumlah perusahaan multinasioal berencana menggelontorkan dana guna ekspansi ke Indonesia. Sebut saja Hyundai, BYD, dan Softbank.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasi Lembong mengatakan pasar Indonesia diburu lantaran stabilitas ekonomi domestik mendukung. 

Baca Juga: Investasi Hyundai di Indonesia sudah dalam tahap studi

Hyundai Motors Group dikabarkan akan membangun dua pabrik mobil listrik di Indonesia. Pabrik pertama rencananya akan dibangun di Karawang dengan nilai investasi sekitar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun.

Selanjutnya, BYD Co Ltd mengincar Indonesia untuk dijadikan sebagai negara basis produksi.

Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi menilai Indonesia memang memiliki lokasi yang strategis bagi BYD Co Ltd.

Baca Juga: Mengapa Indonesia Terkesan Kurang Siap Menarik Minat Investor di Kendaraan Listrik? premium

Dilihat dari posisinya, Indonesia memiliki letak geografis berdekatan dengan Australia yang menjadi pangsa pasar bagi BYD Co Ltd. Faktanya, BYD Co Ltd belum memiliki basis produksi di Australia semakin memperkuat sisi strategis Indonesia sebagai lokasi basis produksi.

Kemudian, Softbank berencana akan menambah lagi untuk investasi baru sebanyak US$ 2 miliar. Sebelumnya SoftBank sudah berinvestasi di Indonesia sebesar US$ 2 miliar.

Baca Juga: Agar kesepakatan investasi listrik dari Korsel tidak kontradiksi, ini kata asosiasi:

Thomas menyampaikan sampai saat ini belum ada bentuk tindak lanjut ketiga perusahaan itu ke BKPM. “Untuk Hyundai, masih di tengah negosiasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), belum ada pembicaraan insentif ke BKPM,” kata Thomas dalam konferensi pers di kantor BKPM, Jakarta, Selasa (30/7).




TERBARU

[X]
×