kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BKF: Belanja negara akan dorong konsumsi kuartal I-2020


Jumat, 14 Februari 2020 / 14:41 WIB
BKF: Belanja negara akan dorong konsumsi kuartal I-2020
ILUSTRASI. Belanja negara bakal mendorong konsumsi dan menangkal efek ekonomi dari virus corona


Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona yang meluas di berbagai negara memiliki dampak keekonomian yang perlu diantisipasi oleh seluruh negara termasuk Indonesia. 

Pasalnya, tekanan ekonomi China berpotensi memberi efek limpasan ke negara-negara mitra termasuk Indonesia melalui beberapa transmisi seperti sektor pariwisata, perdagangan internasional, dan aliran investasi. Terutama jika penyebaran virus corona berlangsung dalam waktu cukup lama. 

Kementerian Keuangan menilai, perhitungan proyeksi dampak terhadap perekonomian masih diliputi ketidakpastian. Namun perkiraannya, dampak pada ekonomi Indonesia tidak sebesar negara-negara lain, seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, atau Singapura yang mempunyai hubungan lebih besar terhadap ekonomi China. 

Baca Juga: Pariwisata Bali merugi hingga Rp 1 triliun akibat virus corona

Adapun dalam mengantisipasi situasi ekonomi global yang diliputi tantangan ini, pemerintah akan mengambil langkah-langkah antisipatif dan responsif terutama untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong aktivitas produktif. 

“Pertumbuhan ekonomi kita sangat didukung oleh konsumsi. Sehingga pada kuartal I sudah diarahkan akan ada pendorong konsumsi belanja negara, maka kita bisa mengupayakan untuk mendorong sisi konsumsi rumah tangga,” tutur Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Arif Baharudin dalam keterangannya, Jumat (14/2). 

Realisasi belanja negara yang didorong meliputi belanja kementerian dan lembaga, terutama belanja bantuan sosial seperti PKH, belanja sektor kesehatan, serta belanja non-operasional. 

Belanja-belanja yang bersifat padat karya untuk kegiatan produktif dan menyerap banyak tenaga kerja juga ditingkatkan, seperti belanja infrastruktur di pusat dan daerah. 

Arif mengatakan, APBN diharapkan berperan optimal sebagai instrumen yang fleksibel dalam merespon situasi ekonomi saat ini (countercyclical) dengan tetap dalam batasan yang aman dan terkendali. 

Baca Juga: Kasus virus corona lebih banyak di Singapura ketimbang Hong Kong, ini jawabannya

Di samping itu, pemerintah juga berencana mendorong pusat-pusat pariwisata melalui berbagai program pendukung, seperti percepatan pembangunan lima destinasi pariwisata super prioritas yaitu Danau Toba, Borobudur, Likupang, Labuan Bajo, dan Mandalika. 

“Pemerintah juga akan menyiapkan kebijakan fiskal dan non-fiskal untuk menstimulasi sektor pariwisata,” lanjutnya. 

Penajaman program Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga dipercepat, termasuk perluasan sasaran penerimanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×